Perubahan Bilqis Usai Diculik 6 Hari, Kini Lebih Agresif dan Mudah Emosi

Jika sebelumnya Bilqis dikenal lembut dan penurut, kini ia berubah menjadi lebih keras dan cepat marah.

Editor: Imam Wahyudi
ist
PENCULIKAN ANAK - Screenshot rekaman CCTV memperlihatkan seorang wanita menggandeng Bilqis (baju pink). Selain Bilqis yang di CCTV mengenakan baju kaos pink, ada dua anak lain yang ikut di belakang Bilqis. Belum diketahui siapa dua anak di belakang Bilqis tersebut. 

“Ini baru pertemuan pertama, jadi penilaiannya bertahap,” katanya.

DP3A Makassar berencana melakukan pendampingan lanjutan untuk memastikan pemulihan psikologis Bilqis berjalan optimal.

Di sisi lain, Dwi Nurmas menyatakan telah memaafkan empat pelaku penculikan anaknya.

Meski begitu, ia menegaskan para pelaku harus tetap menjalani proses hukum.

“Saya maafkan semua pelaku ini, tapi hukum harus tetap dijalankan,” ujarnya.

Dwi mengaku telah ikhlas bahkan sebelum Bilqis ditemukan.

“Sejak awal saya sudah niatkan untuk memaafkan, asalkan anak saya bisa kembali dengan selamat,” ucap sopir travel itu lirih.

Sindikat Perdagangan Anak

Kasus penculikan Bilqis Ramdhany membuka tabir mengejutkan.

Polisi mengungkap para pelaku merupakan bagian dari sindikat perdagangan anak lintas provinsi yang telah menjual sedikitnya 10 anak melalui media sosial TikTok dan WhatsApp.

Empat pelaku kini telah ditetapkan sebagai tersangka, masing-masing Sri Yuliana (30) warga Rappocini, Makassar; Nadia Hutri (29) warga Sukoharjo, Jawa Tengah; Mery Ana (42) warga Merangin, Jambi; dan Ade Friyanto Syaputera (36), juga warga Jambi.

Mereka dihadirkan dalam rilis kasus di Mapolrestabes Makassar, Senin (10/11/2025), mengenakan baju tahanan oranye dengan tangan terborgol.

Kapolda Sulsel Irjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro mengungkap sindikat ini memperdagangkan anak-anak dengan modus “adopsi” melalui media sosial.

“Dari pengakuan tersangka, mereka sudah memperjualbelikan sembilan bayi dan satu anak melalui TikTok dan WhatsApp,” ujar Irjen Djuhandhani dalam konferensi pers, didampingi Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana dan Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin.

Djuhandhani menjelaskan, motif utama pelaku adalah ekonomi.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved