Jalur Alternatif Lewat Toraja Jauh dan Ekstrem, Nakes Puskesmas Bastem Nekat Lewati Jalan Longsor

Mereka masih mengingat tragedi longsor Bonglo pada Februari 2024 yang menewaskan lima orang warga Bastem.

Editor: Imam Wahyudi
ist
TERJANG LONGSOR - Tenaga kesehatan Puskesmas Bastem Utara, Luwu, Sulsel, nekat menerjang longsor demi mengikuti apel Hari Kesehatan Nasional ke-61, Rabu (12/11/2025).  

TRIBUNTORAJA.COM - Puluhan tenaga kesehatan (nakes) dari Puskesmas Bastem Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, nekat menembus jalan longsor demi mengikuti apel Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 di Belopa, Rabu (12/11/2025).

Aksi nekat itu dilakukan setelah longsor besar menutup badan jalan di kilometer 12 dan 14 Jalan Poros Palopo–Bastem Utara, Selasa (11/11/2025) malam.

Material tanah dan batu setebal hampir satu meter menutup akses utama warga Bastem menuju Palopo.

Sekitar 25 tenaga kesehatan berseragam Korpri tampak mendorong motor melewati timbunan tanah dan batu sejauh 10 meter.

Mereka berangkat dari Bastem Utara menuju Belopa via Palopo sejak subuh dengan membawa semangat HKN meski penuh risiko.

“Kami tidak punya pilihan lain. Kalau lewat jalan lain, harus mutar jauh lewat Bua atau Toraja, jalurnya lebih ekstrem,” ujar Arif, Kepala Puskesmas Bastem Utara..

Untuk bisa melintasi longsoran, minimal tiga orang nakes pria harus bergotong-royong mendorong satu motor agar tidak terjebak lumpur.

Perjalanan menegangkan itu sempat memunculkan trauma lama bagi sejumlah nakes.

Mereka masih mengingat tragedi longsor Bonglo pada Februari 2024 yang menewaskan lima orang warga Bastem.

“Ada teman kami yang dulu selamat dari longsor Bonglo. Ketakutannya masih terasa sampai sekarang,” ungkap Arif.

Ketegangan makin terasa ketika hujan kembali turun sore hari.

Beberapa tenaga kesehatan bahkan menangis karena takut longsor susulan terjadi.

Beruntung, warga sekitar ikut membantu membuka jalan sementara agar motor bisa melintas lebih aman.

Sementara itu, Bhabinkamtibmas Latuppa, Aipda Jasman, mengatakan kendaraan roda dua sudah bisa melintas dengan bantuan warga, namun mobil belum bisa lewat.

“Sudah bisa dilewati motor, tapi masih berisiko karena tebing belum stabil,” katanya.

Lurah Latuppa, Konni, juga menegaskan jalur tersebut memang rawan longsor.

Dalam setahun terakhir, kejadian serupa sudah dua kali terjadi di lokasi yang sama.

“Pembukaan jalan dengan alat berat akan dilakukan setelah kondisi memungkinkan dan aman,” ujar Konni.(sauki)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved