Sosok Marsinah, Pejuang Buruh yang Kini Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia

Marsinah, aktivis buruh asal Nganjuk yang tewas dibunuh pada 1993, resmi ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional 2025. Kisah perjuangan dan...

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
Warta Kota/IST
PAHLAWAN NASIONAL - Marsinah, aktivis buruh asal Nganjuk yang tewas dibunuh pada 1993, resmi ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional 2025. Kisah perjuangan dan pengorbanannya menjadi simbol keberanian kaum pekerja Indonesia. 

TRIBUNTORAJA.COM - Marsinah, aktivis buruh yang dikenal karena perjuangannya menuntut keadilan bagi pekerja, resmi dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia Tahun 2025.

Penganugerahan dilakukan dalam upacara kenegaraan di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11/2025).

Pengumuman tersebut disampaikan oleh Brigadir Jenderal TNI Wahyu Yudhayana melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 116/TK Tahun 2025.

Selain Marsinah, sembilan tokoh bangsa lainnya turut menerima gelar yang sama, termasuk Presiden ke-2 RI Soeharto.

“Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto secara resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada sepuluh tokoh bangsa melalui Keputusan Presiden Nomor 116/TK Tahun 2025,” demikian bunyi keputusan, dikutip dari Kompas.com, Senin (10/11/2025).

Gelar tersebut diberikan sebagai bentuk penghargaan tertinggi negara atas jasa luar biasa para tokoh dalam perjuangan mewujudkan persatuan, kesatuan, dan kemajuan bangsa.

 

 

Profil Singkat Marsinah

Marsinah lahir pada 10 April 1969 di Nglundo, Nganjuk, Jawa Timur, dari pasangan Astin dan Sumini.

Ia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, dengan kakak bernama Marsini dan adik Wijiati.

Sejak usia tiga tahun, Marsinah sudah kehilangan ibunya.

Ia kemudian diasuh oleh nenek serta paman dan bibinya. Berdasarkan catatan Kompas.com (2/5/2025), Marsinah menempuh pendidikan di SD Karangasem 1, SMPN 5 Nganjuk, dan SMA Muhammadiyah Nganjuk.

Meski bercita-cita kuliah di bidang hukum, keterbatasan ekonomi membuatnya harus bekerja.

Pada tahun 1990, ia menjadi buruh di PT Catur Putra Surya (CPS), sebuah pabrik arloji di Sidoarjo.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved