Narkotika

Kepala BNNK Tana Toraja Sebut Tersangka Masih Dipengaruhi Sabu, Seperti Apa Pengaruhnya?

Dewi mengatakan, kemungkinan pengguna barang terlarang tidak terganggu komunikasinya pada hari ke sembilan.

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
Freepik
Ilustrasi narkoba. 

TRIBUNTORAJA.COM - Pengedar narkoba mengaku dilindungi oknum Polisi saat press release Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Tana Toraja, sontak menarik perhatian publik.

Bahkan, Bareskrim Polri hingga Kompolnas memberikan perhatian khusus dan memerintahkan Ditresnarkoba Polda Sulsel mengusut tuntas kasus tersebut.

Namun, pengakuan pengedar barang haram tersebut menurut Kepala BNNK Tana Toraja, AKBP Natalya Dewi Tonglo, harus dikaji lebih dalam.

Sebab, pada saat penangkapan AG (Pengedar yang mengaku dilindungi oknum Polisi) di Karassik, Rantepao, Toraja Utara 13 Februari, sedang mengonsumsi narkoba jenis sabu.

Rentang waktu penangkapan hingga press release terpaut dua hari.

Kata Dewi, kemungkinan tersangka mengatakan hal itu karena dalam pengaruh narkoba.

"Cuitan dari tersangka AG yang sedang kami tangani yang mengatakan dalam aktivitas peredaran narkoba dia dibekingi oknum Polisi, saat ini kami masih melakukan pemeriksaan terhadap tersangka," kata Dewi saat ditemui di kantor BNNK Tana Toraja, Kamali' Pentalluan (Kampen), Makale, Senin (20/2/2023) sore.

"Apakah itu benar, tidak langsung serta merta kita percaya, harus kita lidik lebih mendalam informasi yang disampaikan," ujarnya.

Dewi mengatakan, kemungkinan pengguna barang terlarang tidak terganggu komunikasinya pada hari ke sembilan.

Sehingga, keterangannya harus dilidik lebih mendalam dan tidak terburu-buru.

"Biasanya kalau masalah narkoba, tersangka mencari pembenaran, mencari teman atau mencari orang yang bisa melindungi dia," tuturnya.

 

 

Apa Itu Sabu?

Dikutip dari HelloSehat, sabu atau shabu adalah salah satu jenis narkotika yang populer di Indonesia dan merujuk pada methamphetamine.

Narkotika ini juga umum dikenal sebagai ice, meth, atau crystal meth.

Sabu berbentuk kristal, berwarna putih, dan tidak berbau.

Cara penggunaan sabu cukup beragam, mulai dari ditelan, diisap memakai bong, maupun dihirup langsung lewat hidung.

 

Baca juga: Soal Pengakuan Bandar Narkoba di Tana Toraja, Kepala BNNK Toraja: Jangan Langsung Percaya

 

Sejauh ini, tidak ada cara yang terbukti klinis membantu menghilangkan efek sabu dengan cepat, termasuk mengonsumsi makanan atau minuman tertentu.

Pada dasarnya, tubuh manusia memiliki mekanisme alami untuk mengeluarkan racun atau zat berbahaya dari dalam tubuh.

Proses ini dikenal sebagai detoks atau detoksifikasi.

 

Baca juga: Saat Kicauan Tersangka Narkoba di Toraja Repotkan Polisi, Polri Langsung Turun Tangan

 

Proses pengeluaran zat methamphetamine dari dalam tubuh melibatkan hati dan ginjal.

Dalam hati, enzim sitokrom P450 2D6 akan memecah sabu menjadi para-hidroksimetamfetamin (pOH-MA) dan amfetamin (AMP), kemudian melepaskannya ke aliran darah.

Ginjal selanjutnya akan menyaring keduanya dari darah, lalu mengeluarkannya melalui urine.

 

Baca juga: Bareskrim Polri Perintahkan Polda Sulsel Usut Kasus Tersangka Narkoba Toraja Ngaku Dibekingi Polisi

 

Berapa Lama Pengaruh Sabu?

Dikutip dari American Addiction Center (AAC), sabu dapat bertahan dalam tubuh lebih lama dari kokain, sehingga menimbulkan efek stimulan yang lebih panjang.

Dalam jurnal yang dirilis oleh AAC, dikatakan efek psikologis yang ditimbulkan oleh sabu dapat bertahan delapan hingga 24 jam, tergantung dosis, waktu pemakaian, cara pemakaian, kondisi hati dan ginjal, serta metabolisme tubuh pengguna.

Sabu masih dapat terdeteksi melalui tes urine hingga 72 jam setelah terakhir kali digunakan.

 

Baca juga: Tersangka Narkoba Mengaku Dibekingi Polisi, Ini Deretan Perwira Polri yang Terjerat Kasus Serupa

 

Akan tetapi, hasil positif juga bisa diperoleh melalui tes urine narkoba hingga seminggu setelah pemakaian pada pengguna dosis besar dan berkepanjangan.

Methamphetamine juga masih dapat terdeteksi dengan tes pada sampel rambut atau jaringan keras lain.

Sisa sabu bisa bertahan di dalam tubuh hingga tiga bulan setelah pemakaian.

 

Baca juga: Daftar Terpidana Kasus Narkotika di Indonesia yang Dieksekusi Mati

 

Efek Pemakaian Sabu

Dikutip dari AloDokter, penyalahgunaan narkoba dapat menyebabkan berbagai efek samping bagi kesehatan, diantaranya:

  • Nafsu makan turun
  • Napas lebih cepat
  • Detak jantung lebih cepat atau tidak teratur
  • Peningkatan tekanan darah dan suhu tubuh
  • Kulit gatal dan luka
  • Mulut kering
  • Gigi patah atau bernoda

Sama seperti efek narkoba pada umumnya, penyalahgunaan sabu-sabu juga bisa meningkatkan risiko terkena HIV/AIDS.

Selain itu, efek psikologis, seperti paranoid, cemas, bingung, sulit tidur, dan berperilaku kasar juga biasanya dialami oleh pengguna sabu-sabu.

 

Baca juga: Viral di Medsos, Tersangka Pengedar Narkoba di Toraja Mengaku Dilindungi Polres

 

Gejala Sakau Sabu

Dikutip dari Hello Sehat, berhenti menggunakan sabu dapat memicu gejala sakau sabu, seperti sakit kepala, kelelahan ekstrem, depresi, halusinasi, hingga kecenderungan untuk bunuh diri.

Gejala ini bisa muncul dalam tingkat sedang sampai berat, tergantung dosis dan janga waktu pemakaian sabu.

Meski begitu, kondisi ini tentu berakibat fatal bila tidak ditangani dengan baik.

Stop narkoba!

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved