Agam Rinjani Ngamuk Saat Jenazah Ayahnya Tak Bisa Dipulangkan ke Makassar

Agam adalah perpaduan watak keras suku Makassar, Sulawesi Selatan dan Batak, Sumatera Utara.

|
Editor: Imam Wahyudi
emba/tribun timur
Daeng Rimang memperlihatkan foto masa kecil Agam Rinjani, saat ditemui di rumahnya, Jl Manunggal, Kota Makassar, Senin (14/7/25). 

Dia jatuh cinta pada Rinjani yang menurutnya gunung paling komplit di Indonesia. 

Setelah empat tahun bekerja sebagai porter Gunung Rinjani, Ucok naik kelas menjadi guide.

Hingga kasus Juliana Marins menjadi berita internasional, Ucok dikenal hanya sebagai seorang guide tour Gunung Rinjani, bukan pahlawan kemanusiaan.

Padahal, sebelum kabar keberhasilnya mengangkat jenazah Juliana tersebar ke seantero dunia, Ucok setidaknya telah mengevakuasi 11 jenazah pendaki yang meninggal di Rinjai.

Tak banyak yang tahu, Ucok menyimpan duka mendalam dari kematian ayahnya, Khairul Agam.

Dan sejak kematian ayahnya, dia mengubah nama panggilannya dari Ucok menjadi Agam Rinjani.

Cinta Daeng Rimang

Daeng Rimang menikah dengan Khairul Agam, pelaut asal Batak, akhir tahun 80-an.

Pengantin baru ini mulanya mengontrak rumah di daerah Tanjung Alang, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar.

Kemudian, pada 1992 saat Agam berumur empat tahun, keluarga ini pindah di Jl Antang Raya, tak jauh dari kawasan TPA Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar.

Di kawasan TPA itu, Daeng Rimang membantu perekonomian keluarga dengan menjadi pengepul kaleng bekas.

Sementara Khairul Agam yang dulunya pelaut, bekerja sebagai teknisi pemasangan pipa PDAM.

Kemudian pada tahun 1999, Khairul Agam merantau ke Sorong, Papua, dan bekerja sebagai tukang ojek.

Ucok kecil kerap membantu ibunya mengepul kaleng bekas.

Kaleng-kaleng bekas itu digeprek sang ibu untuk ditimbang atau dijual ke pengepul barang bekas.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved