Polemik Penunjukan Ifan Seventeen Jadi Dirut PFN, Ini Pandangan Sutradara Joko Anwar

Joko Anwar lebih dulu menyoroti posisi dan peran PFN, sebelum menilai kelayakan seorang pemimpin di lembaga tersebut.

Editor: Apriani Landa
Wartakota dan Tribunnews
POLEMIK DIRUT PFN - Kiri: Ifan Seventeen saat berada di Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (15/2/2021) (foto: Wartakota/Arie Puji), dan kanan: Joko Anwar saat ditemui di kawasan Kuningan Jakarta Selatan, Kamis (13/3/2025) (foto: Tribunnews.com/Bayu Indra Permana). Joko anwar menyoroti penunjukan Ifan Seventeen sebagai Dirut PT PFN. 

Di unggahan itu ia juga memamerkan foto kehadirannya di acara ulang tahun Prabowo.

Menurut Ifan, Prabowo merupakan sosok yang menginspirasi yang secara tidak langsung mengajarkan rasa cinta Tanah Air.

Ifan Seventeen juga diketahui dekat dengan Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Ia pernah mengunggah foto kebersamaannya dengan Dasco, 12 April 2024.

Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi (Bakominfo) Gekrafs.

Gekrafs adalah organisasi nasional yang bergerak dalam pengembangan ekosistem ekonomi kreatif di Indonesia.

Dengan posisinya tersebut, Ifan Seventeen kala itu memberikan tanggapan dan klarifikasi terkait isu merek lokal yang mengeklaim berpartisipasi di Paris Fashion Week 2022.

Sejarah PFN

Dikutip dari situs pfn.co.id, PFN memiliki sejarah panjang. Bahkan sebelum Indonesia merdeka.

Sejarah PFN dimulai dengan berdirinya Java Pacific Film (JPF) pada tahun 1934.

Didirikan oleh Albert Balink, JPF berhasil menghasilkan beberapa film, salah satunya adalah film berjudul “Pareh”.

Film tersebut menarik perhatian di Belanda dan diakui sebagai salah satu karya sinematik terbaik Hindia Belanda.

Pada tahun 1936, JPF berubah menjadi Algemeen Nederlandsch Indisch Filmsyndicaat (ANIF)/Sindikat Umum Film Hindia Belanda.

Salah satu film terkenal yang ANIF produksi adalah “Terang Bulan” yang berhasil meraih sukses besar hingga di tingkat internasional di tahun 1937.

Pada tahun 1943, Angkatan Bersenjata Kekaisaran Jepang mengambil alih ANIF dan mengubah ANIF menjadi Nippon Eiga Sha/Perusahaan Film Jepang.

Hal ini dilakukan oleh otoritas Jepang untuk memperkuat konten film bertema propaganda selama pendudukan Jepang di Indonesia.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved