Polemik Penunjukan Ifan Seventeen Jadi Dirut PFN, Ini Pandangan Sutradara Joko Anwar

Joko Anwar lebih dulu menyoroti posisi dan peran PFN, sebelum menilai kelayakan seorang pemimpin di lembaga tersebut.

Editor: Apriani Landa
Wartakota dan Tribunnews
POLEMIK DIRUT PFN - Kiri: Ifan Seventeen saat berada di Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (15/2/2021) (foto: Wartakota/Arie Puji), dan kanan: Joko Anwar saat ditemui di kawasan Kuningan Jakarta Selatan, Kamis (13/3/2025) (foto: Tribunnews.com/Bayu Indra Permana). Joko anwar menyoroti penunjukan Ifan Seventeen sebagai Dirut PT PFN. 

TRIBUNTORAJA.COM, JAKARTA - Penunjukan penyanyi Riefian Fajarsyah atau Ifan Seventeen sebagai Direktur Utama PT Produksi Film Negara (PFN) mendapat sorotan dari pelaku perfilman

Mereka menyoroti keputusan tersebut, mengingat Ifan selama ini dikenal di industri musik Tana Air.

Kritikan pun mengalir. Suara pun dari aktor, produser, hingga sutradara.

Ifan Seventeen dinilai tak memiliki kompetensi memimpin perusahaan yang bergerak di bidang perfilman tersebut.

Salah satu sutradara ternama Tana Air, Joko Anwar, memberikan reaksinya. 

Joko Anwar lebih dulu menyoroti posisi dan peran PFN, sebelum menilai kelayakan seorang pemimpin di lembaga tersebut.

"Kalau kita berdebat cocok atau tidak cocoknya, ya tentu kalau dari kasat mata, logically, orang yang menjabat sebagai Dirut BUMN yang bergerak di perfilman nasional, harusnya kan paling tidak orang yang memiliki pengalaman,” ujar Joko Anwar di kawasan Kuningan Jakarta Selatan, Kamis (13/3/2025).

Menurutnya, seorang pemimpin PFN memang tidak harus berasal dari industri film, tetapi sebaiknya memiliki rekam jejak yang menunjukkan pemahaman yang cukup tentang perfilman dan memiliki akuntabilitas tinggi. 

“Dari dua itu, Ifan Seventeen punya apa enggak?" ungkap sutradara yang akrab disapa Jokan ini.

PFN merupakan BUMN yang berperan dalam produksi serta pengembangan industri perfilman nasional. 

Namun, dibeberkan oleh Jokan, dalam beberapa tahun terakhir, perannya dalam ekosistem perfilman Indonesia masih dipertanyakan. 

Joko Anwar menekankan bahwa sebelum membahas siapa yang layak menjadi Dirut PFN, penting untuk memahami posisi lembaga tersebut di industri film saat ini.

“Sebagai BUMN yang bergerak di perfilman, apa sekarang posisinya? Apakah sebagai bagian dari instrumen negara untuk memajukan perfilman Indonesia dan lewat apa?” katanya.

"Kalau saya, berpikir, cocok atau tidak cocoknya Ifan Seventeen atau siapapun untuk menjabat posisi sebagai Dirut PFN, harus dilihat dari relevansi PFN di perfilman Indonesia dulu," tutur Joko Anwar.

Sekedar informasi, PFN sendiri memiliki sejarah panjang dalam perfilman Indonesia, tetapi di era modern ini, peran dan fungsinya mengalami pergeseran. 

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved