BMKG Prediksi Puncak Musim Kemarau Terjadi pada Agustus 2025

BMKG memprediksi puncak musim kemarau 2025 terjadi pada Agustus. Sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki musim kering sejak April.

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
Freepik
MUSIM KEMARAU - Ilustrasi. BMKG memprediksi puncak musim kemarau 2025 terjadi pada Agustus. Sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki musim kering sejak April. 

TRIBUNTORAJA.COM – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim kemarau tahun 2025 akan terjadi pada bulan Agustus.

Hal ini disampaikan melalui laporan perkembangan musim kemarau yang dibagikan akun resmi Instagram @infobmkg.

Dikutip Tribun Toraja pada Senin (4/7/2025), hingga awal Agustus, sekitar 48 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau.

 

 

Sejumlah daerah yang terdampak terbagi dalam tiga kategori berdasarkan tingkat cakupan wilayahnya.

Wilayah yang mengalami musim kemarau antara lain:

  • Sebagian kecil wilayah: Bengkulu, DKI Jakarta, utara Bali dan Nusa Penida, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi
  • Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Papua Barat, dan bagian timur Papua.
  • Sebagian wilayah: Lampung, Banten, Jawa Barat, dan Kalimantan Timur.
  • Sebagian besar wilayah: Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, serta seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

 

Baca juga: BMKG: Sulsel Sudah Masuk Musim Kemarau, Tapi Toraja Masih Diguyur Hujan Besok

 

BMKG mengimbau masyarakat di wilayah terdampak untuk menghemat penggunaan air, menjaga kesehatan, kebersihan lingkungan, dan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran lahan maupun hutan.

Musim kemarau 2025 diperkirakan berlangsung mulai April hingga September dan mencapai puncaknya pada Juli hingga Agustus.

Namun, pola puncak musim kemarau bervariasi antarwilayah. Di Jawa dan Papua, puncak musim kemarau terjadi lebih awal dari biasanya.

 

Baca juga: Toraja Alami Fenomena Bediding? Suhu 17 Derajat Celcius Bikin Menggigil, Ini Penjelasan BMKG

 

Sementara itu, di Sulawesi dan Sumatera, puncak musim justru bergeser menjadi lebih lambat.

BMKG juga mencatat bahwa durasi musim kemarau tahun ini cenderung lebih pendek di sebagian besar wilayah, khususnya Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi.

Meski demikian, beberapa daerah di Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Papua diprediksi mengalami musim kemarau lebih panjang dari biasanya, yakni lebih dari 24 dasarian.

(*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved