Polisi Tembak Mati Siswa SMK di Semarang, Keluarga Pertanyakan Sejumlah Kejanggalan

TRIBUNTORAJA.COM, SEMARANG – Kematian seorang siswa SMK berinisial GR (17) di Semarang, Jawa Tengah, akibat tembakan polisi, terus menjadi sorotan.

Keluarga korban menilai ada sejumlah kejanggalan dalam penanganan kasus tersebut dan merasa tidak terima dengan narasi yang menyebut GR terlibat tawuran dan kelompok gangster.

Paman korban, Agung, mengungkapkan keheranannya karena pihak kepolisian tidak segera memberi tahu keluarga mengenai kematian GR.

Padahal, korban sudah dinyatakan meninggal pada Minggu (1/12/2024) pukul 01.00 WIB.

Menurut Agung, alasan polisi bahwa GR tidak membawa identitas saat kejadian terasa ganjil. Keluarga menegaskan, GR pergi dari rumah membawa dompet yang berisi KTP.

"Polisi bahkan disebut-sebut sudah mencari alamat korban sejak Minggu pagi, tapi tidak langsung datang ke rumah kami. Tetangga mengatakan mereka sudah menunjukkan lokasi rumah, tapi polisi tidak kunjung datang," jelas Agung dalam konferensi pers di Semarang, Selasa (3/12/2024), seperti dikutip dari Kompas.id.

Baca juga: Gangster di Semarang dapat Duit dari Judi Online

Keluarga juga mendesak agar barang-barang pribadi milik GR, termasuk tas berisi dompet, ponsel, dan sepeda motor, segera dikembalikan oleh polisi.

Menurut ayah korban, Andi Prabowo, ponsel tersebut bisa menjadi bukti untuk mengungkap apakah benar GR menginisiasi tawuran atau membeli senjata tajam, seperti yang diklaim polisi.

Kasubdit III Jatanras Polda Jawa Tengah, AKBP Helmy, mengonfirmasi bahwa GR meninggal dunia akibat luka tembak.

Baca juga: Kapolres Semarang Minta Maaf atas Insiden Polisi Tembak Siswa SMK di Hadapan Komisi III DPR