Bank Andalan Perusahaan Startup, Silicon Valley Bank Runtuh dalam 48 Jam
Peristiwa ini menjadi keruntuhan bank terbesar sejak krisis keuangan 2008 dan terbesar kedua yang pernah tercatat dalam sejarah AS.
Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
Selanjutnya, FDIC akan menyita aset Silicon Valley Bank sebanyak-banyaknya.
Lalu, mengevaluasi dan menjual aset SVB dalam beberapa minggu atau beberapa bulan ke depan.
Hasil penjualan aset SVB akan diserahkan ke pemegang deposito.
Menurut FDIC, Silicon Valley Bank memiliki total aset sekitar 209 miliar dollar AS (sekitar Rp 3.210,4 triliun) dan total simpanan 175 miliar dollar AS (setara Rp 2.688,1 triliun) pada akhir tahun lalu.
Atau skenario terbaik, ada perusahaan lain yang mau mengakuisisi Silicon Valley Bank.
Hal ini memungkinkan pemegang deposito mendapatkan seluruh uang simpanannya.
Namun, hal itu tak akan terjadi dalam sekejap.
Kebangkrutan SVB dan ketidakjelasan nasib uang nasabah nasabah ini berpotensi menimbulkan efek domino.
Dalam kasus stratup, dampak segera yang dirasakan startup adalah gangguan pada arus kas (cash flow) perusahaan.
Karena tak bisa mengambil deposito yang disimpan di SVB, startup berpotensi tak bisa membayar gaji pegawainya, membayar sewa kantor, atau biaya-biaya operasional lainnya.
Saat pegawai startup tak mendapatkan gaji, keuangan mereka pun berpotensi terganggu.
Pada akhirnya, pegawai yang tak menerima gaji tepat waktu itu tak bisa membayar sewa rumah, belanja makanan, pengasuh anak, biaya sekolah, hingga bensin, seperti dikutip dari TheVerge, Selasa (14/3/2023).
(*)
| BI Pastikan Transaksi QRIS di Bawah Rp500 Ribu Gratis Tanpa Biaya Layanan |
|
|---|
| Donald Trump Puji Prabowo Subianto di KTT Gaza: Sosok yang Luar Biasa |
|
|---|
| Dalang Bom Bali 2002, Hambali Bakal Jalani Sidang di AS Bulan Depan |
|
|---|
| Senator AS Ted Cruz Tuduh Pemerintah Nigeria Biarkan Pembantaian terhadap Umat Kristen |
|
|---|
| Waspada Modus Baru Penipuan Share Screen WhatsApp, Ini Penjelasan FBI |
|
|---|