Bank Andalan Perusahaan Startup, Silicon Valley Bank Runtuh dalam 48 Jam

Peristiwa ini menjadi keruntuhan bank terbesar sejak krisis keuangan 2008 dan terbesar kedua yang pernah tercatat dalam sejarah AS.

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
Twitter SVB UK
Logo Silicon Valley Bank. 

The Fed berencana menaikkan suku bunga hingga 5,75 persen secara bertahap.

Angka tersebuh sangat jauh dari suku bunga 0 persen.

Ketika suku bunga naik, pemodal ventura mengerem atau bahkan berhenti "membuang-buang" uangnya.

Modal yang tadinya didapatkan oleh startup dari VC kini seret.

Startup akhirnya mulai menarik lebih banyak uang yang disimpat (deposit) di SVB untuk membayar pengeluaran perusahaan.

SVB pun harus mengeluarkan uang tunai untuk mengakomodir permintaan startup.

Di titik ini, Silicon Valley Bank perlu likuiditas alias uang cash.

SVB pun menjual sekuritas senilai 21 miliar dollar AS atau setara Rp 323,9 triliun.

Penjualan sekuritas itu mengakibatkan kerugian setelah pajak sebesar 1,8 miliar dollar AS atau kira-kira Rp 27,7 triliun.

Untuk menutup kerugian tersebut dan menopang neraca keuangan (balance sheet) perusahaan, SVB berencana menjual dan akan menjual saham baru senilai 2,25 miliar dollar AS atau sekitar Rp 34,7 triliun.

Pengumuman aksi keuangan yang dilakukan SVB itu diumumkan pada 8 Maret.

Pengumuman tersebut ternyata memicu kekhawatiran dari nasabah dan memantik "bank run", kondisi di mana nasabah menarik uangnya dari bank secara massal dan cepat.

Perusahaan pemodal ventura Founders Fund milik Peter Thiel menjadi salah satu VC yang pertama yang menarik portofolio benilai jutaan dollar dari SVB.

Selanjutnya, banyak VC yang mengikuti Founders Found, seperti Union Square Ventures dan Coatue Management.

Bank run ini terjadi dengan cepat, kurang dari dua hari atau 48 jam.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved