Soeharto Resmi Jadi Pahlawan Nasional, Fadli Zon: Dari Medan Tempur hingga Ekonomi

Ia juga menepis anggapan bahwa peristiwa Kerusuhan Mei 1998 memiliki keterkaitan langsung dengan Soeharto.

“Kerusuhan Mei (1998) kan tidak ada kaitannya, enggak ada. Kalau soal itu saya kira sudah tidak ada masalah. Sebagaimana itu dari bawah, sudah melalui suatu proses, tidak ada masalah hukum,” ujarnya.

Lebih lanjut, Fadli menekankan pentingnya penyusunan sejarah nasional secara ilmiah dan objektif tanpa dipengaruhi kepentingan politik.

Baca juga: Bukan Pahlawan Nasional, Ini Gelar yang Dinilai Adil untuk Soeharto 

“Kalau terkait dengan penulisan sejarah, sebagaimana saya sampaikan, sejarah kita tulis secara profesional oleh para sejarawan, para ahlinya. Kita tidak ingin membolak-balikkan atau membelokkan sejarah,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa penulisan sejarah harus berlandaskan data, arsip, serta kajian akademik yang dapat dipertanggungjawabkan.

Karena itu, Kementerian Kebudayaan kini memperkuat riset sejarah melalui Direktorat Sejarah dan Museum.

Baca juga: Bahlil Usulkan Semua Mantan Presiden yang Telah Wafat Diberi Gelar Pahlawan Nasional

“Yang kami lakukan di Kementerian Kebudayaan, para sejarawan dari puluhan perguruan tinggi nanti akan terus melakukan penelitian,” tambahnya.

Penetapan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional diumumkan oleh Presiden Prabowo Subianto dalam upacara kenegaraan di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11/2025).

Soeharto menjadi satu dari sepuluh tokoh yang ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Tahun 2025, bersama Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Marsinah, Sarwo Edhie Wibowo, Rahmah El Yunusiyyah, Mochtar Kusumaatmadja, Sultan Muhammad Salahuddin, Syaikhona Muhammad Kholil, Tuan Rondahaim Saragih, dan Zainal Abidin Syah.

(*)