Bolehkah Campur Pertalite dan Pertamax di Kendaraan? Ini Penjelasan Ahli UGM

Ahli UGM menjelaskan dampak mencampur Pertalite dan Pertamax. Campuran keduanya menurunkan efisiensi pembakaran, meningkatkan emisi, dan...

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
Tribun Toraja/Ratri Viandhinie
BBM CAMPUR - Petugas menggunakan pakaian adat kebaya saat bertugas di SPBU Karassik, Jl Pongtiku, Kelurahan Karassik, Kecamatan Rantepao, Kabupaten Toraja Utara, Senin (21/4/2025) pagi lalu. Ahli UGM menjelaskan dampak mencampur Pertalite dan Pertamax. Campuran keduanya menurunkan efisiensi pembakaran, meningkatkan emisi, dan berisiko merusak mesin kendaraan. 

Ia menambahkan, campuran kedua jenis bensin ini dapat meningkatkan emisi gas buang serta menurunkan efisiensi pembakaran.

Dalam jangka panjang, kondisi tersebut dapat memicu knocking atau bunyi gemerutuk dari ruang bakar mesin.

“Knocking itu suara gemerutuk dari dalam ruang bakar. Kalau berlangsung terus menerus, bisa membuat mesin jadi rusak,” katanya.

 

Baca juga: Banyak Motor Rusak Usai Isi Pertalite, Pertamina Buka 17 Posko Pengaduan di Jawa Timur

 

Mesin Modern Lebih Adaptif, tapi Tidak Dianjurkan

Walau begitu, Jayan menyebut mesin kendaraan modern kini umumnya sudah lebih adaptif terhadap variasi bahan bakar, sehingga efek negatifnya mungkin tidak langsung terasa.

“Tidak akan ada masalah karena mesin modern biasanya sudah adaptif terhadap bahan bakar,” ujarnya.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa mencampur Pertamax dan Pertalite secara sengaja tetap tidak disarankan, karena bisa menurunkan efisiensi mesin dalam jangka panjang dan mempercepat kerusakan komponen.

(*)

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved