Indonesia Dapat Penghargaan Sindiran 'Fossil of the Day' dari Organisasi Iklim Global

Climate Action Network (CAN) International memberikan penghargaan satir “Fossil of the Day” kepada Indonesia karena dinilai membiarkan pelobi...

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
Dok. CAN International
SINDIRAN - Climate Action Network (CAN) International memberikan penghargaan satir “Fossil of the Day” kepada Indonesia karena dinilai membiarkan pelobi energi fosil memengaruhi negosiasi Pasal 6.4 di COP30. CAN menilai hal ini melemahkan aturan Perjanjian Paris. 

CAN menyoroti intervensi delegasi Indonesia dalam sesi Pasal 6.4 mengenai laporan tahunan Badan Pengawas.

Menurut organisasi tersebut, poin-poin yang dibacakan Indonesia serupa dengan seruan pelobi yang mendorong aturan permanen lebih longgar, perlakuan lebih lunak terhadap pembalikan, serta proteksi minimal terhadap pengimbangan berbasis alam yang dinilai berisiko tinggi.

Seruan tersebut dinilai bertentangan dengan sains dan merusak integritas lingkungan, terutama saat mekanisme Pasal 6.4 seharusnya memperkuat perlindungan iklim.

 

Baca juga: Cegah Krisis Iklim, Fatwa MUI: Haram Deforestasi, Membakar Hutan dan Lahan

 

CAN menyatakan sejumlah penandatangan surat yang dirujuk pelobi memiliki kepentingan langsung atau tidak langsung dalam pasar karbon, termasuk Conservation International dan IETA—asosiasi industri yang memiliki 58 pelobi energi fosil dalam delegasinya.

Selain itu, Indonesia disebut mempromosikan pasar karbon di luar ruang negosiasi.

Paviliun Indonesia di COP30 digunakan sebagai ruang penawaran kredit karbon untuk mengimbangi emisi bahan bakar fosil yang masih berlanjut, meski konferensi tersebut bertujuan menekan emisi global.

 

Baca juga: Imbas Perubahan Iklim, Stok Pangan Terancam Menipis

 

Laporan KBPO: Lonjakan Kehadiran Pelobi Fosil di COP30

CAN International turut mengutip laporan koalisi Kick Big Polluters Out (KBPO) yang mengungkap masifnya kehadiran pelobi bahan bakar fosil di COP30.

Temuan tersebut antara lain:

  • Sebanyak 1.600 pelobi bahan bakar fosil memiliki akses ke COP30, atau satu dari setiap 25 peserta.
  • Jumlah pelobi tersebut bahkan melampaui jumlah delegasi dari berbagai negara yang paling rentan terhadap krisis iklim.
  • Banyak negara maju masih memasukkan perwakilan industri fosil ke dalam lencana resmi delegasi mereka.
  • Indonesia disebut memberi dampak paling signifikan dengan menggunakan forum PBB untuk memperkuat tuntutan industri energi fosil.

 

Baca juga: Gelombang Panas di Eropa, Amerika dan China Makin Parah, Ilmuan: Karena Perubahan Iklim

 

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved