Annar Sampetoding Tidak Menghilang dari RS Bhayangkara, Dia Sudah Dijebloskan ke Rutan

AKBP Reonald Simanjuntak menyebut bahwa Annar syok dan drop setelah statusnya ditingkatkan menjadi tersangka dan penahanan

Editor: Imam Wahyudi
ist
Annar Salahuddin Sampetoding 

TRIBUNTORAJA.COM - Sempat beredar kabar heboh jika tersangka utama sindikat uang palsu Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), Annar Salahuddin Sampetoding, menghilang dari Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Makassar.

Annar dirawat di rumah sakit tersebut karena kesehatannya tiba-tiba drop usai ditetapkan sebagai tersangka kasus uang palsu UINAM.

Pengusaha asal Toraja ini dirawat ruang VVIP Ibis 5 lantai empat RS Bhayangkara Makassar. 

Namun, dalam dua hari terakhir, namanya tak ada di daftar pasien di ruangan IBIS. 

Annar sempat dikabarkan telah pulang ke rumahnya.

Namun ternyata, sumber terpercaya Tribun mengatakan jika Annar telah dititip di Rumah Tahanan (Rutan) Makassar.

Syok Usai Ditetapkan Tersangka

Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak menyebut bahwa Annar syok dan drop setelah statusnya ditingkatkan menjadi tersangka dan penahanan dijadwalkan. 

Annar diketahui memiliki riwayat penyakit jantung dan prostat.

Annar mengalami syok setelah namanya disebut terlibat dalam sindikat uang palsu UIN Alauddin Makassar. 

Hal ini menjadi alasan Annar tidak memenuhi panggilan pemeriksaan pertama, Senin (23/12/2024).

Pada Kamis (26/12/2024) sekitar pukul 19.00 Wita, Annar akhirnya memenuhi panggilan penyidik Satreskrim Polres Gowa. 

Pemeriksaan dilakukan maraton hingga sekitar pukul 04.00 Wita dan setelah istirahat, penyidik melaksanakan gelar perkara yang berakhir dengan penetapan Annar sebagai tersangka.

Meski Annar sakit, polisi memastikan proses hukum tetap berjalan.

Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Sulsel, Kombes Pol Dedi Supriyadi, mengungkap peran tersangka Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) dalam sindikat uang palsu tersebut dalam rilis akhir tahun di Mapolda Sulsel, Senin (30/12/2024).

Kombes Pol Dedi Supriyadi menyebutkan bahwa ASS merupakan otak dari pencetakan dan peredaran uang palsu. 

Selain itu, ASS juga merupakan ideator, pemodal, dan pengadaan mesin uang palsu.

"Otak pelaku adalah inisial ASS. Perannya pertama sebagai pemberi ide, kemudian ikut memodali, membeli mesin, dan juga pengatur pemerintahan terkait," jelasnya.(sayyid)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved