Cuaca Ekstrem
BMKG Peringatkan Potensi Banjir dan Longsor Akibat La Nina hingga Awal 2025
Pemerintah daerah, masyarakat, dan pihak terkait diimbau memanfaatkan informasi cuaca yang tersedia untuk mengurangi risiko dampak bencana.
Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
Puncak Musim Hujan dan Risiko Bencana
Puncak musim hujan diprediksi terjadi pada Januari hingga Februari 2025. Selain curah hujan tinggi, fenomena ini juga berpotensi disertai angin kencang, kilat, dan petir.
Dwikorita memperingatkan bahwa wilayah-wilayah rawan banjir dan longsor, terutama yang berada di lereng gunung api, harus meningkatkan kewaspadaan.
“Hujan dengan intensitas sedang saja dapat memicu banjir lahar yang berbahaya,” jelasnya.
Baca juga: Kemarau Basah Mungkin Terjadi Akibat La Nina, BMKG Imbau Masyarakat Toraja Waspada Bencana Alam
Kesiapsiagaan dan Mitigasi
BMKG menekankan pentingnya kesiapan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
Pemerintah daerah, masyarakat, dan pihak terkait diimbau memanfaatkan informasi cuaca yang tersedia untuk mengurangi risiko dampak bencana.
“Dengan pemantauan yang lebih akurat dan data cuaca terperinci, kami berharap langkah mitigasi dapat dilakukan lebih efektif untuk meminimalkan dampak yang mungkin terjadi,” tutup Dwikorita.
(*)
| Suhu Panas Ekstrem Landa Wilayah Indonesia, BMKG Imbau Waspada |
|
|---|
| Waspada Hujan Deras dan Angin Kencang di Toraja Senin 13 Mei 2025 |
|
|---|
| BMKG: Masuk Musim Pancaroba, Waspada Cuaca Ekstrem dan Risiko Bencana Hidrometeorolgi |
|
|---|
| BMKG Imbau Waspada Curah Hujan Tinggi Awal April 2025, Sulawesi Selatan Termasuk Wilayah Terdampak |
|
|---|
| BMKG Peringatkan Hujan Lebat di Sulawesi Selatan Hingga 31 Januari 2025 |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/toraja/foto/bank/originals/06052024_banjir_Palu.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.