Ramadan 1445 Hijriyah

Masjid Jami Madandan, Bukti Masyarakat Toraja Menjalankan Filosofi Tongkonan

Keberadaan Masjid Jami Madandan menjadi bukti kuat bahwa peradaban Islam telah lebih dulu menyentuh Toraja. 

Penulis: Muhammad Rifki | Editor: Imam Wahyudi
ist
Masjid Jami Madandan 

TRIBUNTORAJA.COM - Dibangun tahun 1858, Masjid Jami Madandan adalah masjid tertua di Toraja Raya.

Berada di Lembang (Desa) Madandan, Kecamatan Rantetayo, Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan.

Toraja Raya, meliputi Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara merupakan kabupaten dengan mayoritas penduduk beragam Kristen.

Meski begitu, cukup banyak masjid berdiri di Toraja Raya.

Toleransi beragama di dua kabupaten ini juga terjaga dengan baik.

Keberadaan Masjid Jami Madandan menjadi bukti kuat bahwa peradaban Islam telah lebih dulu menyentuh Toraja. 

Mengutip sejarah, masuknya peradaban Islam di Tana Toraja bermula dari pernikahan Opu Demmakalu asal Kota Palopo dan wanita mahsyur Madandan, Ne'Rangga.

Kota Palopo yang mayoritas Islam berbatasan dengan Toraja Utara.

Pernikahan ini berlangsung di Madandan.

Sebelum menikah, Ne'Rangga lebih dulu masuk Islam sekitar tahun 1857.

Setelah itu, pengikut Ne' Rangga juga memilih muallaf. 

Pengurus Masjid Jami Madandan, Nasrullah Sapangallo mengatakan, pada awalnya masjidnya hanya berbentuk surau sebelum dipugar pada tahun 1958.

“Masjid Jami Madandan awalnya hanya sebuah surau dan telah berpindah tempat sebanyak lima kali. Wujud masjid baru muncul pada tahun 1958,” tuturnya kepada Tribun Toraja, Minggu (12/3/2023).

Nasrullah menambahkan, Masjid Jami Madandan didirikan secara gotong royong oleh masyarakat setempat.

Bahkan pembangunannya dibantu warga non Muslim. Ini menjadi bukti kerukunan umat beragama di Tana Toraja.

“Masjid ini berdiri berdasarkan gotong royong yang tidak hanya melibatkan umat Muslim saja, tapi juga umat pemeluk agama lainnya. Umat antar agama bahu membahu menyumbangkan dana dan tenaga dalam pembangunan dan pelestariannya,” jelasnya.

Masjid Jami Madandan menjadi bukti bagaimana masyarakat Toraja menjalankan filosofi Tongkonan.

“Di Toraja, khususnya Madandan kami dibingkai dalam sebuah wadah yang dikenal dengan istilah Tongkonan. Tongkonan merangkul seluruh latar belakang seperti kebaragaman umat beragama sehingga kami tidak membeda-bedakan siapapun,” pungkasnya.

Masjid Jami Madandan tidak hanya digunakan untuk salat, tapi juga menjadi tempat belajar mengaji dan Islam secara keseluruhan dengan keberadaan TK dan TPA Nurul Ilmi Madandan.

Selain itu, Masjid Jami Madandan rutin mendatangkan mahasiswa dari perguruan tinggi Islam untuk menjalankan pengabdian masyarakat.

  

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved