Kota Makale Minim Tanah Lapang, Anak-anak Jadikan Pasar Seni Makale Lapangan Bola

Insiden terbaru, dua warga yang terkena bola liar di depan panggung Pasar Seni Makale, Selasa (10/9/2025) sore.

|
Anastasya/ Tribun Toraja
Anak-anak bermain bola di pelataran Pasar Seni Makale. 

TRIBUNTORAJA.COM – Fenomena anak-anak yang menjadikan pelataran Pasar Seni Makale sebagai tempat bermain bola akibat minimnya tanah lapang untuk bermain.

Tidak adanya ruang terbuka atau lapangan di sekitar kawasan Pasar Seni membuat anak-anak mencari tempat alternatif untuk bermain, meski berisiko.

“Kalau pemerintah serius memperhatikan, pasti anak-anak punya lapangan bermain sendiri. Tidak mungkin mereka memilih tempat berbahaya seperti di depan pasar ini,” ujar seorang warga yang menyaksikan kejadian.

Apalagi, bola yang ditendang anak-anak itu sudah sering mengenai pejalan kaki.

Insiden terbaru, dua warga yang terkena bola liar di depan panggung Pasar Seni Makale, Selasa (10/9/2025) sore.

Seorang pedagang kerupuk ubi (tara’ko) yang berjualan di trotoar mengaku punggungnya terasa sakit akibat terkena tendangan bola anak-anak.

Ia bahkan sempat melempar bola ke jalan raya karena merasa terganggu.

Tidak lama kemudian, seorang wanita muda, Tasya, yang sedang berjalan santai juga menjadi korban.

Bola mengenai wajahnya hingga menimbulkan luka gores di bawah mata.

“Saya sudah menegur anak-anak itu, tapi mereka tidak mendengar. Ini bahaya sekali,” ujarnya dengan nada kecewa.

Selain membahayakan pejalan kaki dan pedagang, aktivitas itu juga mengancam keselamatan anak-anak sendiri.

Bola yang ke jalan raya bisa memicu mereka berlari tanpa memperhatikan lalu lintas yang padat.

Warga mendesak Pemda Tana Toraja, Sulsel, segera turun tangan. \

Menurut mereka, larangan bermain bola saja tidak cukup tanpa solusi nyata.

“Pemerintah bisa saja membuat aturan larangan, tapi harus dibarengi dengan menyediakan taman kota atau lapangan khusus. Kalau tidak, masalah ini akan terus berulang,” kata warga lainnya.

Insiden di Pasar Seni Makale kini menjadi pengingat bahwa tata kelola ruang publik di Tana Toraja masih jauh dari ramah anak.

Tanpa langkah konkret, kawasan itu akan terus menjadi lapangan bola liar yang rawan menimbulkan korban berikutnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved