Jembatan Gantung di Rantetayo Ambruk, Diduga karena Tambang Galian C

Diketahui bahwa jembatan yang menjadi alternatif penghubung wilayah tersebut kini terputus, memaksa warga untuk menggunakan jembatan lainnya demi...

|
Penulis: Freedy Samuel Tuerah | Editor: Donny Yosua
Tribun Toraja/Freedy Samuel Tuerah
Sebuah jembatan di wilayah Tapparan, Tana Toraja, ambruk pada Minggu (18/2/2024). Warga menduga, jembatan tersebut ambruk akibat aktivitas tambang pasir alias tambang galian C ilegal yang beroperasi di wilayah tersebut. 

TRIBUNTORAJA.COM, MAKALE - Salah satu jembatan gantung di wilayah Tapparan, Kecamatan Rantetayo, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, dilaporkan ambruk diduga akibat aktivitas tambang galian C.

Jarak dari pusat ibu kota Makale ke wilayah tersebut sekitar 15 KM, dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat dalam waktu sekitar 35 menit.

Namun, memasuki wilayah Rantetayo, kondisi jalan masih banyak yang berlubang dan genangan air, baik dalam cuaca hujan maupun tidak.

 

 

Diketahui bahwa jembatan yang menjadi alternatif penghubung wilayah tersebut kini terputus, memaksa warga untuk menggunakan jalur lain yang memutar demi menyeberang.

Jembatan tersebut diketahui juga sering digunakan oleh anak-anak sekolah setempat untuk memotong jarak perjalanan.

Markus Lebang, seorang warga sekitar, menjelaskan peristiwa tersebut kepada Tribun Toraja pada Minggu (18/2/2024).

 

Baca juga: Tambang Galian C Diduga Ilegal Masih Beroperasi di Toraja Utara, Polres Torut: Target Sudah Ada

 

Ia mengungkapkan bahwa terputusnya jembatan tersebut mengharuskan warga untuk mengambil rute alternatif yang lebih jauh, sedangkan jembatan tersebut merupakan jalan pintas yang sering digunakan anak-anak sekolah.

Lebang menduga bahwa aktivitas tambang galian C menjadi penyebab utama ambruknya jembatan tersebut, menyebabkan struktur tanah di sekitar jembatan menjadi tidak stabil.

Ia menyerukan agar pihak berwenang turun tangan secara tegas di lapangan, bukan hanya secara tertulis.

 

Baca juga: Mahfud MD Singgung Tambang Ilegal Dibekingi Aparat dan Pejabat, KSAD: Silahkan Lapor

 

"Sebelum jembatan ambruk, warga telah melakukan protes terhadap keberadaan tambang ilegal di sekitar sungai Tapparan. Namun, pengelola tambang mengabaikan protes tersebut. Bahkan, menurut kesaksian warga, setelah jembatan putus, alat berat yang digunakan dalam tambang tersebut menghilang dari lokasi," jelas Lebang kepada Tribun Toraja.

Jembatan tersebut dibangun pada tahun 2021 menggunakan anggaran dari APBD Tana Toraja.

Wilayah Rantetayo diduga menjadi pusat aktivitas tambang galian C.

 

Baca juga: Polsek Rindingallo Tertibkan Tambang Batu di Pinggir Jalan, Resahkan Warga

 

Tidak hanya di Tana Toraja, tetapi juga di Toraja Utara, dugaan aktivitas tambang galian C kembali mencuat.

Beberapa lokasi yang diduga terlibat antara lain di Kecamatan Sesean, Kecamatan Tikala, Kecamatan Sanggalangi, Kesu', dan Tondon.

Polres Toraja Utara telah mengonfirmasi bahwa mereka telah memantau perkembangan terkait kejadian ini dan sedang menyelidiki lebih lanjut, termasuk mengantongi beberapa nama target operasi.

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved