HUT ke 66 Tana Toraja

Ulang Tahun Tana Toraja ke-776, Ini Dia Sejarah dan Budaya Masyarakat Toraja — Bagian I

Seperti apa sejarah dan budaya Tana Toraja? Berikut ulasannya yang berhasil dihimpun Tribun Toraja dari pelbagai sumber.

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
ist
Objek wisata Kete Kesu Tana Toraja. 

Dikutip dari buku "Visions and Revisions: Toraja Culture and the Tourist Gaze" (1990) tulisan Toby Alice Volkman, pada tahun 1920-an, misi penyebaran agama Kristen mulai dijalankan dengan bantuan pemerintah kolonial Belanda.

Selain menyebarkan agama, Belanda juga menghapuskan perbudakan dan menerapkan pajak daerah.

Sebuah garis digambarkan di sekitar wilayah Sa'dan dan disebut Tana Toraja.

Dalam bukunya ""Houses, hierarchy, headhunting and exchange; Rethinking political relations in the Southeast Asian realm of Luwu'" (1997), Albert Schrauwers mengatakan bahwa Tana Toraja awalnya merupakan subdivisi dari kerajaan Luwu yang mengklaim wilayah tersebut.

 

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Hari Konstitusi Republik Indonesia 18 Agustus

 

Pada tahun 1946, Belanda memberikan Tana Toraja status regentschap, dan Indonesia mengakuinya sebagai suatu kabupaten pada tahun 1957.

Dikutip dari buku "The World of Toraja" (1988) karya Hetty Nooy-Palm, disebutkan bahwa misionaris Belanda yang baru datang mendapat perlawanan kuat dari suku Toraja karena penghapusan jalur perdagangan budak yang menguntungkan Toraja.

Beberapa orang Toraja telah dipindahkan ke dataran rendah secara paksa oleh Belanda agar lebih mudah diatur.

Pajak ditetapkan pada tingkat yang tinggi, dengan tujuan untuk menggerogoti kekayaan para elit masyarakat.

Zakaria J Ngelow dalam bukunya " "Traditional Culture, Christianity and Globalization in Indonesia: The Case of Torajan Christians" (2004) mengatakan, meski demikian usaha-usaha Belanda tersebut tidak merusak budaya Toraja, dan hanya sedikit orang Toraja yang saat itu menjadi Kristen.

Pada tahun 1950, hanya 10 persen orang Toraja yang berubah agama menjadi Kristen.

Toby Alice Volkman dalam buku "A View from the Mountains" (1983) mengatakan bahwa penduduk Muslim di dataran rendah menyerang Toraja pada tahun 1930-an.

Akibatnya, banyak orang Toraja yang ingin beraliansi dengan Belanda berpindah ke agama Kristen untuk mendapatkan perlindungan politik, dan agar dapat membentuk gerakan perlawanan terhadap orang-orang Bugis dan Makassar yang beragama Islam.

Antara tahun 1951 dan 1965 setelah kemerdekaan Indonesia, Sulawesi Selatan mengalami kekacauan akibat pemberontakan yang dilancarkan Darul Islam, yang bertujuan untuk mendirikan sebuah negara Islam di Sulawesi.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved