Ulang Tahun Tana Toraja ke-776, Ini Dia Sejarah dan Budaya Masyarakat Toraja — Bagian I

TRIBUNTORAJA.COM - Upacara peringatan hari Jadi Tana Toraja ke-776 sekaligus HUT Kabupaten Tana Toraja ke-66 sukses digelar, Kamis (31/8/2023).

Puncak peringatan tersebut digelar di Lapangan Ulusalu, Kecamatan Saluputti.

Panitia penyelenggara tahun ini mengangkat tema "Budaya Kuat, Tana Toraja Maju".

Berbagai kegiatan dilakukan dalam acara ini, mulai rapat paripurna DPRD Tana Toraja, pameran oleh total 19 kecamatan di Tana Toraja, pagelaran budaya, paduan suara, pemberian apresiasi oleh Gubernur Sulsel, serta pemberian penghargaan untuk juara lomba HUT Kemerdekaan RI ke-78 yang digelar oleh Pemda setempat.

Lantas seperti apa sejarah dan budaya Tana Toraja?

Berikut ulasannya yang berhasil dihimpun Tribun Toraja dari pelbagai sumber.

Sejarah Toraja

Wilayah sekitaran Teluk Tonkin, yang terletak antara Vietnam utara dan China selatan, adalah tempat asal suku Toraja.

Dikutip dari buku "De West-Toradjas op Midden-Celebes" (1938) karya A C Kruyt, disebutkan awalnya imigran tersebut tinggal di wilayah pantai Sulawesi, namun akhirnya pindah ke dataran tinggi.

Sejak abad ke-17, Belanda mulai menancapkan kekuasaan perdagangan dan politik di Sulawesi melalui Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC).

Selama dua abad, mereka mengacuhkan wilayah dataran tinggi Sulawesi tengah (tempat suku Toraja tinggal) karena sulit dicapai dan hanya memiliki sedikit lahan yang produktif.

Pada akhir abad ke-19, Belanda mulai khawatir terhadap pesatnya penyebaran Islam di Sulawesi selatan, terutama di antara suku Makassar dan Bugis.

Belanda melihat suku Toraja yang menganut animisme sebagai target yang potensial untuk dikristenkan.