Virus ASF Masuk Toraja

Kasus ASF Tinggi di Toraja Utara, Dinas Pertanian Minta Peran Laporan dari Kalem dan Warga

Lukas mengatakan bahwa peran kepala lembang dan warga peternak babi diminta perannya untuk melaporkan kasus ASF.

|
Penulis: Freedy Samuel Tuerah | Editor: Apriani Landa
Tribun Toraja/Freedy Samuel
Ternak babi. Virus flu babi Afrika atau ASF makin merajalela, ada 3 ribu ekor babi yang mati karena ASF. 

TRIBUNTORAJA.COM, RANTEPAO - Kepala Dinas Pertanian Toraja Utara, Lukas Pasarai, meminta kepala lembang atau kepala desa berperan dalam pencegahan penyebaran virus African Swine Fever (ASF) atau flu babi Afrika.

Hal ini disampaikan Lukas setelah melihat data tingginya jumlah ternak babi yang mati karena terinfeksi virus AFS.

Per hari ini, Kamis (8/6/2023), sudah 3 ribu ekor babi yang mati karena ASF di Toraja Utara.

Lukas mengatakan bahwa peran kepala lembang dan warga peternak babi diminta perannya untuk melaporkan kasus ASF.

"Penting untuk membuat laporan yang dibagi menjadi 3 zona yaitu hijau, kuning, dan merah terkait penyebaran virus ASF di daerahnya. Sehingga ini mempermudah petugas untuk upaya-upaya selanjutnya," ucap Lukas kepada Tribun Toraja, Kamis (8/6/2023).

Ia mengatakan bahwa tim dinas pertanian Toraja Utara telah mendata virus ASF sufah terdeteksi di 19 kecamatan di Torut. Di Toraja Utara ada 21 kecamatan.

"Jadi dari laporan dokter kami, kurang lebih 19 kecamatan sudah terdeteksi. Tingkat penyebarannya beda-beda dan itupun yang terlapor. Masih banyak yang tidak terlapor karena masyarakat takut," tuturnya.

Terkait soal zonasi, ia sementara berkordinasi dengan tim di lapangan. "Jadi terkait zonasi, ini sementara kami data dan juga rekap tiap perkembangan dilapangan, nanti akan kami kabarkan jika sudah rampung," jelasnya.

Ia juga mengatakan virus ASF ini jangan dipandang sebelah mata, penanganan dan mitigasinya harus dijalankan.

"Bukan berarti menakuti atau membesarkan, demi kepentingan bersama semua stakeholder harus bersinergi, apalagi ternak babi ini menjadi salah satu komoditi di saat acara-acara adat di Toraja," ungkap Lukas.

"Bahkan dulu ada temuan saat acara di salah satu daerah, adanya beberapa ternak babi mati mendadak secara serentak. Maka dari itu semoga sosialisasi dari Pemkab Toraja Utara dibantu oleh masyarakat," tutupnya.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved