Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Bawa 7 Bom Rakitan ke Sekolah Pakai Jerigen hingga Kaleng Minuman

Polisi mengungkap pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta membawa tujuh bom rakitan ke sekolah, disembunyikan dalam jerigen dan kaleng minuman.

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
YouTube Kompas TV
LEDAKAN DI SEKOLAH - Kondisi Masjid SMAN 72 Jakarta di wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara, pasca ledakan pada Jumat (7/11/2025) siang lalu. Terkini, Polisi mengungkap pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta membawa tujuh bom rakitan ke sekolah, disembunyikan dalam jerigen dan kaleng minuman. Empat di antaranya sempat meledak. 

TRIBUNTORAJA.COM, JAKARTA – Polisi mengungkap fakta baru terkait kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta yang terjadi pada Jumat (7/11/2025).

Pelaku yang merupakan seorang siswa aktif di sekolah tersebut, kini telah ditetapkan sebagai anak berkonflik dengan hukum (ABH) setelah terbukti membawa dan meledakkan beberapa bom rakitan di lingkungan sekolah.

Dansat Brimob Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Henik Maryanto, menjelaskan bahwa pelaku membawa total tujuh bom rakitan ke sekolah.

 

 

Dari jumlah tersebut, empat di antaranya berhasil diledakkan, sementara tiga lainnya ditemukan masih aktif.

“Dari tujuh, empat yang meledak, tiga yang masih aktif sudah kita amankan di Markas Gegana Satbrimob Polda Metro Jaya,” kata Kombes Henik dalam keterangan resminya di Polda Metro Jaya, Jakarta, dilansir dari Kompas.com, Selasa (11/11/2025).

Henik menuturkan, lokasi peledakan berada di dua area sekolah, yakni masjid dan taman baca atau bank sampah.

 

Baca juga: Pemerintah Pertimbangkan Batasi Game PUBG Usai Ledakan di SMAN 72 Jakarta

 

Setiap bom rakitan tersebut memiliki bentuk dan wadah berbeda.

Di lokasi pertama, yakni masjid, pelaku membawa dua bom rakitan yang dibungkus jerigen plastik.

Bom ini meledak setelah pelaku mengaktifkannya dari jarak jauh menggunakan remote control.

 

Baca juga: Polisi Temukan Bahan Peledak di Rumah Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta

 

“Dapat disimpulkan untuk di TKP pertama di masjid, bahwa berdasarkan material yang ditemukan, rangkaian tersebut adalah rangkaian bom aktif dengan menggunakan remot,” ujar Kombes Henik.

Sementara itu, di lokasi kedua, yakni bank sampah atau taman baca sekolah, polisi menemukan lima bom rakitan.

Empat di antaranya dibungkus kaleng minuman, sedangkan satu bom lainnya menggunakan pipa besi.

 

Baca juga: Dua Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta Masih Dirawat di ICU

 

Henik menjelaskan bahwa bom-bom di lokasi kedua tidak dioperasikan dengan remot, melainkan menggunakan sumbu api pemantik langsung.

“Jadi kalau tidak dibakar, bom itu tidak meledak. Namun yang dua itu dibakar oleh terduga pelaku. Bahan peledaknya sama, menggunakan potassium chloride,” jelasnya.

Lebih lanjut, Henik mengungkap bahwa seluruh bom rakitan tersebut memiliki inisiator elektrik, receiver bertenaga enam volt, serta bahan peledak yang mengandung potasium klorat.

 

Baca juga: Presiden Prabowo Bahas Wacana Pembatasan Game Online Usai Ledakan di SMAN 72 Jakarta

 

Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri turut menegaskan bahwa pelaku bertindak secara mandiri dan tidak terhubung dengan jaringan terorisme mana pun.

“Dari hasil penyidikan sementara, anak yang berkonflik dengan hukum atau ABH yang terlibat dalam ledakan merupakan siswa SMA aktif yang bertindak secara mandiri, tidak berhubungan dengan jaringan teror tertentu,” ujar Irjen Asep dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Selasa (11/11/2025).

Sebagai informasi, anak yang berkonflik dengan hukum (ABH) adalah anak berusia antara 12 hingga belum mencapai 18 tahun yang diduga melakukan tindak pidana sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved