WALHI Sulsel: PT Vale Lalai dalam Mitigasi Risiko Lingkungan, Danau Towuti Tercemar Minyak

Hasil investigasi WALHI di lapangan selama empat hari menemukan adanya kebocoran dari pipa bawah tanah milik PT Vale.

Editor: Imam Wahyudi
(Humas Pemkab Lutim)
KERUSAKAN LINGKUNGAN - Bupati Luwu Timur Irwan Bachri Syam memantau proses uji air danau Towuti yang dilakukan Disaster Risk Reduction Center Universitas Indonesia (DRRC UI) dan Dinas Lingkungan Hidup Lutim bersama PT Global Environment Laboratory atas dampak tumpahan minyak akibat kebocoran pipa PT Vale, Selasa (16/9/2025). 

Ketiga, perusahaan wajib membuka secara transparan sistem pengelolaan limbah cair dan mitigasi risiko agar publik mengetahui mekanisme perlindungan lingkungan yang dijalankan.

“Kami meminta PT Vale Indonesia tidak lagi bersembunyi di balik laporan teknis internal. Fakta di lapangan sudah jelas, pencemaran benar terjadi akibat kelalaian,” ujar Amin menegaskan.

Kepala Divisi Perlindungan Ekosistem Esensial WALHI Sulsel, Zulfaningih, mengungkapkan sedikitnya lima desa terdampak langsung akibat tumpahan minyak tersebut.

“Masyarakat di wilayah terdampak kini menghadapi ancaman serius terhadap sumber penghidupan mereka. Sebagian besar warga di sana adalah petani, dan lahan mereka kini tercemar,” kata Zulfaningih.

Ia menambahkan, pencemaran tidak hanya merusak lahan pertanian, tetapi juga mengancam kualitas air dan ekosistem lokal.

Sebagian warga mengaku kesulitan mengolah sawah karena tanah menjadi lengket dan berbau minyak.

“WALHI bersama warga telah turun langsung meninjau lokasi. Limbah buangan PT Vale terbukti mencemari lingkungan dan mengganggu aktivitas masyarakat,” tegasnya.

WALHI menilai, pemerintah pusat dan daerah harus segera turun tangan memastikan audit independen terhadap operasional PT Vale di Luwu Timur agar kejadian serupa tidak terulang.(erlan)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved