Ahli Kulit Ingatkan Bahaya di Balik Tren Baju Thrift alias Cakar atau Cabo'

Dokter kulit dr Fransiskus Xaverius Clinton mengingatkan bahaya memakai baju bekas impor atau thrift alias cakar tanpa dicuci.

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
Tribun Toraja
CAKAR - Beberapa pakaian bekas impor (cakar) yang dijajakan di Rantepao, Toraja Utara. Dokter kulit dr Fransiskus Xaverius Clinton mengingatkan bahaya memakai baju bekas impor atau thrift alias cakar tanpa dicuci. Pakaian bekas bisa mengandung virus dan bakteri berbahaya yang menyebabkan infeksi kulit. 

TRIBUNTORAJA.COM – Tren membeli pakaian bekas impor atau thrifting kini semakin populer, terutama di kalangan anak muda.

Selain harganya yang terjangkau, banyak yang tertarik karena model pakaian thrift atau marak disebut cakar ini dianggap unik dan bergaya vintage.

Namun, di balik tren ini, ada risiko kesehatan serius yang kerap diabaikan.

 

 

Dokter spesialis kulit lulusan Universitas Hasanuddin, dr Fransiskus Xaverius Clinton SpDVE, mengingatkan bahaya menggunakan pakaian bekas tanpa dicuci terlebih dahulu.

“Memakai baju thrifting langsung itu bahaya sekali, apalagi kalau tidak diproses dulu,” ujar dr. Clinton dalam temu media di Jakarta, Kamis (30/10), dikutip dari Antara.

 

Baca juga: Pedagang Cakar di Makassar Tolak Larangan Impor Pakaian Bekas dalam Karung

 

Bisa Mengandung Virus dan Bakteri

Menurut dr Clinton, pakaian bekas yang disimpan atau ditumpuk dalam waktu lama bisa menjadi tempat berkembangnya virus dan bakteri.

Salah satunya adalah virus Molluscum contagiosum, yang dapat bertahan hidup di serat kain hingga lebih dari 48 jam.

“Masalahnya, kita tidak tahu sudah berapa lama virus itu bersarang di dalam baju bekas yang kita beli,” jelasnya.

 

Baca juga: Pedagang Cakar di Toraja: Kerja Apa Nanti Kalau Dilarang Jualan

 

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved