Terdesak Kebutuhan, Warga Sulsel 'Lari' ke Pinjol, Utang Tembus Rp1,92 Triliun

Jumlah itu naik menjadi Rp1,18 triliun pada Desember 2023, lalu melonjak lagi ke Rp1,77 triliun di akhir 2024, sebelum akhirnya

Editor: Imam Wahyudi
ist
Ilustrasi 

TRIBUNTORAJA.COM - Kecenderungan warga Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk berutang lewat pinjaman online atau fintech peer to peer lending (Pinjol) terus meningkat.

Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Maret 2025, total pinjaman online di Sulsel sudah menembus angka Rp1,92 triliun.

Kepala OJK Sulselbar, Moch Muchlasin, menyebutkan bahwa nilai outstanding pinjaman Pinjol di Sulsel tumbuh 44,41 persen dibanding periode sebelumnya.

Meski terus naik, tingkat wanprestasi atau gagal bayar relatif rendah, yakni di angka 1,78 persen.

“Angka ini menunjukkan minat masyarakat Sulsel terhadap pinjaman daring terus meningkat,” ujarnya dalam laporan bertajuk Update Sektor Jasa Keuangan Sulsel Periode Juni 2025, Minggu (29/6/2025).

Tren peningkatan pinjol ini sudah terlihat sejak beberapa tahun terakhir.

Pada Desember 2022, total pinjaman daring di Sulsel tercatat sebesar Rp1,01 triliun.

Jumlah itu naik menjadi Rp1,18 triliun pada Desember 2023, lalu melonjak lagi ke Rp1,77 triliun di akhir 2024, sebelum akhirnya menembus hampir Rp2 triliun awal tahun ini.

Tak hanya nilai pinjaman yang meningkat, jumlah rekening penerima pinjaman aktif juga melonjak signifikan.

Jika pada 2022 tercatat sebanyak 389.568 rekening, jumlah itu sempat menurun ke 375.467 pada 2023, lalu kembali naik tajam menjadi 533.901 pada 2024.

Hingga Maret 2025, tercatat sudah ada 567.486 rekening aktif.

Bukan untuk Gaya Hidup

Pengamat Ekonomi dari Universitas Bosowa (Unibos), Dr Lukman menjelaskan bahwa meningkatnya utang pinjol dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya kemudahan akses.

Menurutnya, Pinjol menawarkan kemudahan akses dan proses yang cepat, sehingga banyak orang, terutama anak muda, yang memanfaatkan layanan ini untuk memenuhi kebutuhan mendesak.

Selain itu, meningkatkan utang Pinjol dipengaruhi berbagai faktor kurangnya edukasi keuangan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved