BMKG Toraja Imbau Warga Waspada Hujan Es dan Longsor Jelang Puncak Musim Hujan Maret-April 2025

BMKG Toraja mengimbau masyarakat untuk melakukan langkah-langkah berikut guna mengurangi risiko bencana hidrometeorologi.

Penulis: Freedy Samuel Tuerah | Editor: Donny Yosua
TribunToraja
CUACA EKSTREM - Ilustrasi/Foto Arsip - BMKG Toraja mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi menjelang puncak musim hujan pada Maret hingga April 2025. 

TRIBUNTORAJA.COM, MAKASSAR – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Toraja mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi menjelang puncak musim hujan pada Maret hingga April 2025.

Kepala BMKG Toraja, DR Heri Ismanto, S Si MSi, menyatakan bahwa meskipun saat ini curah hujan di wilayah Tana Toraja dan Toraja Utara masih dalam kategori sedang, masyarakat tetap harus waspada terhadap potensi bencana.

“Kondisi ini tidak menutup kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti longsor dan banjir, mengingat Februari masih berada dalam rangkaian musim hujan. Oleh karena itu, kesiapsiagaan dalam mengurangi risiko bencana sangat diperlukan,” ujar Heri saat dihubungi melalui telepon, Rabu (12/2/2025).

 

 

Ia menambahkan, Toraja memiliki riwayat bencana longsor yang cukup tinggi.

Beberapa kejadian besar tercatat dalam beberapa tahun terakhir, di antaranya longsor di Kecamatan Makale, Tana Toraja, pada 13 April 2024 dan longsor di Kecamatan Buntao, Toraja Utara, pada 26 April 2024, yang mengakibatkan total 19 korban jiwa.

Menurut BMKG, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai angin puting beliung dan hujan es, dapat terjadi di wilayah Toraja selama puncak musim hujan mendatang.

 

Baca juga: RESMI! Muhammadiyah Umumkan Jadwal Awal Ramadan, Idul Fitri, dan Idul Adha 1446 H

 

"Prakiraan cuaca menunjukkan curah hujan di Toraja Utara akan mencapai 300–400 mm per bulan, sedangkan Tana Toraja diperkirakan menerima curah hujan 200–400 mm per bulan. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya tanah longsor dan banjir," jelas Heri.

Berkaca dari kejadian banjir besar di Sulawesi Selatan bagian selatan pada Februari 2025, yang menyebabkan pemukiman, fasilitas pemerintahan, lahan pertanian, serta infrastruktur transportasi lumpuh, BMKG Toraja meminta pemerintah daerah untuk mengambil langkah antisipatif sesuai dengan prosedur mitigasi bencana.

 

Baca juga: Terobos Banjir Demi Pelantikan, Bupati Terpilih Tana Toraja Zadrak Tombeg Jalan Kaki ke Bandara

 

Langkah Antisipasi Bencana

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved