Perwakilan Bali di PRPrG-PGI 2024 Apresiasi Ekologi Toraja: Tak Ada Polusi Udara
Bali dominan akan daratan rendah dan pantai indahnya, sementara Toraja berada di dataran tinggi dengan pemandangan pegunungan megahnya.
Penulis: Muhammad Rifki | Editor: Apriani Landa
TRIBUNTORAJA.COM, MAKALE – Peserta Pertemuan Raya Perempuan Gereja Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PRPrG-PGI) 2024 asal Bali mengapresiasi keindahan alam Toraja.
Hal itu disampaikan Ketua PWDK Gereja Kristen Protestan di Bali, Ni Kade Rai Darmini, saat dikonfirmasi usai ibadah penutupan pertemuan raya atau praya di Gedung Tammuan Mali', Minggu (3/11/2024) malam.
Ni Kade Rai Darmini mengapresiasi bagaimana ekologi di Toraja masih sangat terjaga oleh pemerintah dan masyarakat setempat, utamanya terkait polusi udara.
“Yang saya lihat terutama ini adalah gunung yang sangat banyak, luar biasa, oksigen, terbebas dari polusi,” ujar Ni Kade Rai Darmini kepada Tribun Toraja.
Toraja sebagai salah satu destinasi unggulan Indonesia yang terkenal hingga ke mancanegara kerap kali dibandingkan dengan Bali.
Pembedanya, Bali dominan akan daratan rendah dan pantai indahnya, sementara Toraja berada di dataran tinggi dengan pemandangan pegunungan megahnya.
Ni Kade Rai Darmini mengaku berkunjung ke Objek Wisata Religi Buntu Burake, Makale, Tana Toraja, tempat Patung Yesus Memberkati berada, juga kuburan gua Londa, Kesu, Toraja Utara.
“Sayangnya saya tidak sempat berkunjung ke Lolai yang menurut teman-teman yang menyaksikan, Toraja seperti tinggal di awan. Bagaimana di sekeliling lingkungan ada gunung dan sebagainya, ini luar biasa kalau dibandingkan di Bali, polusi sangat banyak. Semoga bisa dipertahankan,” beber Ni Kade Rai Darmini.
Gelaran PRPrG dan PRPG-PGI 2024 berlangsung selama empat hari sejak 31 Oktober hingga 3 November 2024 dengan berbagai agenda mulai spiritual, workshop, kesenian dan budaya, hingga wisata di Tana Toraja dan Toraja Utara, yang diikuti oleh ratusan perwakilan dari PGI.
Lima Isu ketidaksetaraan yang masih dialami perempuan gereja Indonesia dan dunia memang dibahas dalam praya kali ini di Toraja.
Isu tersebut mulai dari kekerasan terhadap perempuan dan anak, pekerja migran, kepemimpinan perempuan, ketahanan pangan, termasuk ekologi dan perempuan.
Salah satu yang menjadi komitmen penyelenggaraan praya di Toraja kali ini yakni ‘Say No to Plastic.’
“Saya senang. Walaupun memang ada plastik yang tidak bisa dihilangkan, tetapi sudah dari awal dilihat, semua kue yang sudah dibungkus oleh daun, kemudian beberapa makanan, itu semua real food tidak fast food,” ungkap Ni Kade Rai Darmini.
Pantauan Tribun Toraja, beberapa komitmen tersebut diaplikasikan penyelenggara dengan menyediakan prasmanan dan bukan dalam bentuk nasi kotak, kemudian menyediakan stan air minum isi ulang untuk peserta memanfaatkan tumblr masing-masing, juga kemasan makanan yang dibungkus dengan daun pisang.
Ni Kade Rai Darmini kemudian mengharapkan dengan gelara praya ini, perempuan tetap dapat diperjuangkan sekaligus kesetaraan gender dapat ditingkatkan.
“Harapan ke depan, perempuan tetap diperjuangkan, dan perempuan tetap sebagai posisi yang setara di mana kesetaraan gender ditingkatkan, karena masing-masing gereja sudah berkomitmen bahwa perempuan menjadi bagian, juga dalam kepemimpinan, dan juga bagaimana membangun, terutama di keluarga,” urai dia.
“Ini agar seluruh gereja yaitu masyarakat, seluruh warga gereja bisa terlindungi sehingga ada safe guarding policy, bagaimana perlindungan sesama, termasuk warga gereja disabilitas,” tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, Bupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung, dalam pembukaan praya mengungkapkan dukungannya terhadap acara ini sebagai momentum yang sangat penting bagi pemberdayaan perempuan, khususnya di wilayah Tana Toraja.
“Pembukaan Praya Perempuan ini bukan hanya acara seremonial, tetapi juga langkah nyata untuk mendukung peran perempuan dalam meningkatkan kualitas hidup, baik di keluarga maupun masyarakat,” ujar Bupati Theofilus, Kamis (31/10/2024).
Ia juga menegaskan bahwa peran perempuan sebagai penggerak di berbagai bidang sangat relevan untuk mendorong perubahan positif.
Menurutnya, dengan adanya program seperti Pertemuan Raya Perempuan, perempuan Tana Toraja dapat lebih berdaya, tidak hanya dalam konteks spiritual tetapi juga dalam bidang sosial, ekonomi, dan budaya.
“Melalui inisiatif ini, kita berharap perempuan di Tana Toraja semakin berani tampil, berkontribusi, dan memimpin perubahan. Karena perempuan adalah pilar yang dapat memberikan dampak besar dalam komunitas,” tambahnya.(*)
Pertemuan Raya Perempuan Gereja (PRPrG)
Sidang Raya XVIII PGI tahun 2024
Sidang Raya PGI
Toraja
Polusi Udara
Bali
| 7 Bulan Tak Ngantor, Ba Sium Polres Tana Toraja Bripka Arfah Dipecat Tidak Hormat |
|
|---|
| Ada Pemadaman Listrik di Tana Toraja Jumat 31 Oktober 2025, Ini Wilayah yang Terdampak |
|
|---|
| Pemkab Tana Toraja Genjot Penurunan Stunting, Targetkan di Bawah 10 Persen Tahun Depan |
|
|---|
| PDAM Tana Toraja Gelar Dialog, Terima Keluhan Masyarakat soal Distribusi |
|
|---|
| Longsor di Lembang Issong Kalua’ Toraja Utara, Persiapan Rambu Solo' Tertunda |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/toraja/foto/bank/originals/04112024_Ni_Kade_Rai_Darmini.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.