Sejumlah WNI Menolak Tinggalkan Lebanon, Kemlu Khawatir Perang Timur Tengah Meluas

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk menyusun langkah-langkah terkait meningkatnya

Editor: Imam Wahyudi
AP Photo
Petugas tanggap darurat Pertahanan Sipil membawa seorang pria terluka yang pager genggamnya meledak di rumah sakit al-Zahraa di Beirut, Lebanon, Selasa, 17 September 2024. 

TRIBUNTORAJA.COM - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia mengungkap dari 159 warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Lebanon, beberapa diantaranya menolak dievakuasi atau pulang ke Indonesia.

Sedangkan beberapa lainnya, berubah pikiran dari sebelumnya bersikukuh kini mau mengikuti proses evakuasi.

“Ada yang tetap ingin tinggal di Lebanon karena merasa wilayah tempat tinggalnya masih aman,” kata  Direktur Perlindungan WNI (PWNI) Kemlu RI, Judha Nugraha.

“Ada beberapa yang berubah berpikiran, berubah pikiran untuk mau ikut evakuasi,” lanjutnya.

Namun Judha belum bisa menyampaikan soal jumlah pasti berapa orang WNI yang mau dievakuasi dan memilih tinggal di Lebanon. Perkembangan lebih lanjut akan disampaikan dalam waktu dekat.

“Detailnya belum bisa disampaikan sekarang,” kata Judha.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk menyusun langkah-langkah terkait meningkatnya serangan Israel ke Lebanon. 

"Kementerian luar negeri, bu Menteri sudah saya perintahkan untuk menindaklanjuti apa yang sudah saya sampaikan," kata Jokowi di RSUD Kefamenanu, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (2/10/24).

Presiden memerintahkan Menlu Retno untuk memperhatikan keselamatan serta segera melakukan evakuasi para WNI di Lebanon.

"Agar keselamatan perlindungan warga negara kita dinomorsatukan, evakuasi disegerakan," pungkasnya.

Sebelumnya Israel terus melancarkan serang udara ke wikayah Lebanon. Serangan tersebut salah satunya menyasar kamp pengungsi Ain El-Hilweh di kota Sidon di Lebanon Selatan.

Kementerian Kesehatan Lebanon menyatakan jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon selama 24 jam terakhir telah mencapai 95 orang dan  172 orang terluka.

Apabila  dihitung sejak 23 September lalu, serangan brutal Israel tersebut menewaskan lebih dari 1.057 orang dan melukai lebih dari 2.950 lainnya.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia khawatir terjadi perang dengan skala lebih besar di kawasan Timur Tengah, yang dipicu dari konflik antara Israel dan Hizbullah di Lebanon, atau yang ternyar Israel versus Iran.

"Indonesia sangat khawatir bahwa potensi perang dengan skala yang lebih besar dapat terjadi," kata Juru Bicara Kemenlu RI yang juga Kepala Biro Dukungan Strategis Pimpinan Kemenlu RI, Rolliansyah Soemirat.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved