WHO: Lebih dari Setengah Penduduk Dunia Berisiko Tinggi Terjangkit Campak pada 2024
Komplikasi dari campak termasuk kebutaan, ensefalitis, diare parah, dan masalah pernapasan termasuk pneumonia.
Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
"Sampai saat ini belum ada laporan peningkatan kasus campak. Datanya dapat dilihat di website surveilans campak," ujarnya seperti dilaporkan oleh Kompas.com pada 26 Januari 2024 lalu.
Nadia menekankan pentingnya vaksinasi untuk pencegahan campak dan mengimbau masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi.
Gejala campak biasanya muncul 10 hingga 14 hari setelah terpapar virus dan meliputi ruam yang menonjol, mawar merah, batuk, mata merah dan berair, serta bintik putih kecil di dalam pipi.
Baca juga: 6.000 Dosis Vaksin Rabies untuk Tana Toraja dan Toraja Utara
Komplikasi dari campak termasuk kebutaan, ensefalitis, diare parah, dan masalah pernapasan termasuk pneumonia.
Pada tahun 2022, setidaknya 130.000 orang diduga meninggal karena campak menurut pemodelan WHO, dan jumlah kematian diperkirakan akan jauh lebih tinggi pada tahun 2024 seiring dengan meningkatnya infeksi.
“Pada tahun 2024, kematian akibat campak tidak dapat diterima. Kita mempunyai vaksin aman yang sangat efektif yang dapat mencegah kematian akibat campak di mana pun,” ucap Crowcroft.
(*)
| Ada di Sulsel, 46 Daerah KLB Campak, 17 Anak Meninggal |
|
|---|
| 32 Jemaah Haji Indonesia Positif Covid-19, Kemenkes Imbau Jaga Prokes dan Kesehatan |
|
|---|
| Kasus Covid-19 di Indonesia Tembus Angka 179 di Pertengahan Tahun 2025 |
|
|---|
| PeduliLindungi Diretas dan Tampilkan Judi Online, Kini Diblokir Komdigi |
|
|---|
| Viral Situs PeduliLindungi Berubah Jadi Iklan Judi Online, Kemenkes dan Telkom Lepas Tangan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/toraja/foto/bank/originals/13092023_vaksin_HPV.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.