Vaksin Rabies

6.000 Dosis Vaksin Rabies untuk Tana Toraja dan Toraja Utara

Kegiatan tersebut diperuntukan bagi Petugas Kesehatan Hewan dan Penyuluh Pertanian Lapangan Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara.

|
Penulis: Freedy Samuel Tuerah | Editor: Imam Wahyudi
freedy/tribun toraja
Bimbingan Teknis (Bimtek) Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) dan Penyakit Zoonotik di Hotel Pantan, Kota Makale, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Kamis (7/12/2023) siang. 

TRIBUNTORAJA.COM, RANTEPAO - Direktorat Jenderal Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI menyerahkan 6.000 dosis vaksin rabies untuk Pemkab Tana Toraja dan Toraja Utara.

Penyerahan vaksin dilakukan pada kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) dan Penyakit Zoonotik di Hotel Pantan, Kota Makale, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Kamis (7/12/2023) siang.

Kegiatan tersebut diperuntukan bagi Petugas Kesehatan Hewan dan Penyuluh Pertanian Lapangan Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara.

Direktur Kesehatan Hewan Direktorat Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian RI, Dr drh Nuryani Zainuddin MSi, mengatakan selain vaksin rabies juga diberikan obat-obatan dan desinfektan bagi ternak babi dan kerbau.

Ia juga mengatakan bahwa selain rabies, PMK dan ASF juga menjadi perhatian penting di Tana Toraja dan Toraja Utara.

"Selain rabies, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), African Swine Fever (ASF) juga menjadi hal yang harus semakin ditekan angkanya melalui pemberian vitamin pembersihan kandang secara rutin dan lain sebagainya," tuturnya.

Bimtek dihadiri Wakil Bupati Tana Toraja, Zadrak Tombeg, Kadis Pertanian Toraja Utara, Lukas Pasarai, dan perwakilan dari Dinas Pertanian Provinsi Sulsel, perwakilan FAO (Food and Agriculture Organization).

Dalam bimtek tersebut ada beberapa menjadi fokus pemaparan materi.

Pertama sosialisasi Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) dan Penyakit Zoonosis.

Seperti sosialisasi penyakit Hewan Menular Strategis pada Ternak (Penyakit Mulut dan Kuku, Lumpy skin Deseases dan African Swein Fever).

Kedua, pola hidup bebas zoonosis (khususnya rabies).

Ketiga, sosialisasi pemeliharaan ternak yang baik dan benar (manajemen kesehatan hewan dan biosekuriti sederhana peternakan, khususnya pada ternak babi dan
kerbau, termasuk aspek IB babi).

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved