Warga Pulau Galang Batam Tolak Pengungsi Rohingya

"Kami tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi kami yakin, penempatan ini akan menimbulkan konflik di sini. Sementara kami yang berada di Rempang-Galang akan dipindahkan, mengapa harus ada orang lain yang dimasukkan ke sini? Ini pasti akan menimbulkan konflik," paparnya.

Dewi Purwanti, seorang warga lain, juga menolak ide tersebut, khawatir dampaknya akan mengganggu kehidupan masyarakat setempat.

Di sisi lain, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Pemerintah Kota (Pemkot) Batam, Rudi Panjaitan, menyatakan bahwa pemerintah setempat menunggu arahan dari pemerintah pusat terkait masalah ini.

Baca juga: Perahu Penyelundup 28 Warga Rohingya ke Sumut Ditangkap

Meskipun demikian, Pemkot Batam siap mendukung keputusan pemerintah pusat mengenai penempatan pengungsi Rohingya di Pulau Galang, dan akan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait sesuai dengan keputusan yang diambil.

“Pemkot Batam menunggu arahan dari pemerintah pusat,” katanya saat ditemui, Kamis (21/12) dikutip Tribunnews.

Rudy menjelaskan, Pemkot Batam siap mendukung apa yang menjadi keputusan pemerintah pusat soal penempatan pengungsi Rohingya di Pulau Galang.

Baca juga: Relawan Prabowo-Gibran di Madura Ditembak OTK, Begini Sosok Korban

“Kalau itu sudah ada kami akan melakukan koordinasi dengan setiap lini yang berkaitan dengan pengungsi itu baik dari Forkopimda, kecamatan setempat, dan masyarakat yang ada di sana. Kami akan menyesuaikan apa yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat,” jelasnya.

Berdasarkan data dari Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) jumlah pengungsi Rohingya yang masuk ke Provinsi Aceh pada 2023 mencapai 1.684 orang dan tersebar di beberapa titik, yaitu Sabang, Banda Aceh, Pidie, dan Lhokseumawe.

(*)