LBH Makassar Desak Polisi Gunakan Jaringannya Ungkap Kasus Penculikan Bilqis Bocah 4 Tahun
Polisi telah menangkap sepasang suami istri yang diduga sebagai pelaku penculikan, namun Bilqis tak ditemukan bersama mereka.
TRIBUNTORAJA.COM - Sudah lima hari berlalu sejak kasus penculikan Bilqis Ramdhani (4) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, namun keberadaan bocah perempuan itu belum juga diketahui.
Kasus ini kini mendapat sorotan tajam dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar yang mendesak kepolisian segera bertindak cepat dan memaksimalkan seluruh jaringannya untuk membongkar jaringan pelaku.
Bilqis diculik saat bermain di Taman Pakui Sayang, Jalan AP Pettarani, Kecamatan Rappocini, Makassar, Minggu (2/11/2025).
Polisi telah menangkap sepasang suami istri yang diduga sebagai pelaku penculikan, namun Bilqis tak ditemukan bersama mereka.
Dari pengakuan pelaku, bocah itu disebut telah dijual kepada seseorang seharga Rp3 juta.
Koordinator Bidang Hak Perempuan, Anak, dan Penyandang Disabilitas LBH Makassar, Ambara Dewita Purnama, menilai polisi perlu mengerahkan seluruh jaringannya untuk menelusuri lebih jauh kasus ini, termasuk kemungkinan keterlibatan sindikat perdagangan anak.
“Kepolisian bisa menggunakan jaringan yang dimiliki, baik di tingkat lokal maupun nasional. Bahkan bisa melibatkan UPTD PPA Sulsel dan UPTD PPA Makassar agar penanganannya lebih cepat dan terpadu,” ujar Ambara saat dihubungi Tribun Timur, Jumat (7/11/2025).
Ambara menegaskan, jika benar Bilqis dijual lagi kepada pihak lain, maka kasus ini tak lagi bisa disebut sekadar penculikan.
“Kalau korban sampai dijual, ini sudah masuk ranah tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Ada unsur eksploitasi anak di dalamnya,” tegasnya.
Ia juga mengungkapkan, hingga saat ini LBH Makassar belum menerima laporan resmi dari keluarga korban atau dari UPTD PPA untuk memberikan pendampingan hukum.
“Biasanya kami berkolaborasi dengan PPA dalam pendampingan korban anak. Kalau nanti ada ajakan kerja sama, kami siap turun mendampingi,” ujarnya.
Ayah korban, Dwi Nurmas (34), mengaku belum menerima kabar terbaru dari polisi.
“Kami masih menunggu info dari pihak berwajib. Saya belum bisa banyak bicara karena masih berharap anak saya segera ditemukan,” ujar Dwi saat dikonfirmasi, Kamis (6/11/2025).
Menurut Dwi, terakhir kali ia melihat putrinya saat bermain di pinggir lapangan tenis Taman Pakui Sayang.
Beberapa menit kemudian, Bilqis sudah tak terlihat.
“Saya sedang melatih tenis, anak saya izin mau main di sebelah. Pas saya panggil lagi, sudah tidak ada,” katanya.
Dwi menegaskan tidak ada masalah keluarga yang bisa dikaitkan dengan hilangnya sang anak.
“Saya yakin ini bukan karena masalah keluarga. Kami hanya ingin anak kami segera ditemukan dalam keadaan selamat,” harapnya.(kaswadi)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/toraja/foto/bank/originals/bilqis-diculik.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.