Sedikitnya 2.000 Orang Tewas dalam Banjir Besar yang Melanda Derna, Libya

PBB di Libya mengatakan mereka mengikuti badai ini dengan cermat dan akan "memberikan bantuan darurat mendesak untuk mendukung upaya tanggapan di...

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
Reuters/Omar Jarhman
Penampaka salah satu jalan yang ambruk usai banjir besar yang melanda Libya, Senin (11/9/2023). 

TRIBUNTORAJA.COM - Juru bicara Tentara Nasional Libya (LNA), Ahmed Mismari yang mengendalikan Timur Libya, mengatakan dalam konferensi pers televisi bahwa bencana ini terjadi setelah bendungan di atas Derna runtuh, "menghanyutkan seluruh lingkungan beserta penduduknya ke laut."

Dikutip dari Reuters, Selasa (12/9/2023), Mismari memperkirakan jumlah yang hilang sekitar 5.000 hingga 6.000 orang.

Sebelumnya pada hari Senin (11/9/2023), kepala kelompok bantuan Bulan Sabit Merah di wilayah tersebut mengatakan jumlah korban tewas di Derna mencapai 150 dan diperkirakan akan mencapai 250.

 

 

Namun, kedua angkat tersebut tak bisa diverifikasi.

Libya politisnya terbagi antara timur dan barat, dan layanan publik telah runtuh sejak pemberontakan yang didukung NATO pada tahun 2011.

Pemerintah yang diakui secara internasional di Tripoli tidak mengendalikan wilayah-wilayah timur.

 

Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Kembali Buruk usai KTT ASEAN

 

Di Tripoli, Dewan Presiden tiga orang yang berfungsi sebagai kepala negara di negara yang terbagi tersebut meminta bantuan dari komunitas internasional.

"Kami mengajak negara-negara saudara dan organisasi internasional untuk memberikan bantuan," demikian pernyataannya.

Osama Hamad, kepala administrasi berbasis timur yang sejajar, mengatakan dalam televisi lokal bahwa lebih dari 2.000 orang tewas dan ribuan lainnya hilang.

 

Baca juga: Militer Rusia Pakai Taktik Tak Biasa Hadapi Ukraina, Katanya Bisa Bikin Bingung Drone

 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved