Opini
Lingkungan Sehat Kunci Sukses Tekan Kasus DBD di Toraja Utara
DBD termasuk dalam masalah kesehatan yang jumlah penderitanya cenderung meningkat setiap tahun dan memiliki tingkat penyebaran yang sangat cepat.
Baca juga: Pentas Para Penyair Bola
Kemudian BPS Toraja Utara pada tahun 2018 mencatat kasus demam berdarah sebanyak 57 kasus yang terjadi di 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Rantepao, Tallunglipu, Kesu, Sa’dan, dan Sesean.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Tana Toraja pada tahun 2022, kasus tertinggi terjadi pada April dengan 127 kasus DBD yang diderita masyarakat, dengan rata-rata pasien berusia anak-anak hingga remaja.
Selain itu, terjadinya kasus kematian akibat DBD akibat dari keterlambatan dalam penanganan maupun pengambilan tindakan dalam kasus DBD.
Baca juga: Mengurus Nasib Buruh: Membangun Kesadaran Kolektif Dunia Ketenagakerjaan
Peningkatan kasus tersebut terjadi akibat keberadaan larva nyamuk Aedes aegypti merupakan indikator dari potensi masyarakat Toraja Utara terjangkit DBD.
Larva nyamuk ini berkembang pesat karena adanya faktor lingkungan yang mempengaruhi penyebarluasan penyakit DBD tersebut.
Hal tersebut juga terjadi akibat dari kebiasaan masyarakat di wilayah Kabupaten Toraja Utara yang sebagain besar masih menampung air di luar rumah dalam keadaan terbuka, juga kurangnya kesadaran dalam kebersihan disekitar rumah sehingga membuat perkembangan larva Aedes aegypti semakin meningkat.
Dengan demikian, diperlukan kesadaran dari masyarakat Toraja Utara untuk hidup bersih, serta perhatian dari Pemerintah Kabupaten Toraja Utara khususnya Dinas Kesehatan dalam mengupayakan dan menekan resiko peningkatan kasus DBD di Kabupaten tersebut, khususnya di Pusat Kota Rantepao.
Baca juga: Semua Orang Tahu Arti Sepak Bola Bagi Makassar
Upaya yang Perlu Dilakukan
Upaya pengendalian DBD yang dapat dilakukan adalah upaya preventif yang dapat dijalankan oleh pemerintah, khususnya Dinkes Toraja Utara. Untuk itu, seharusnya Dinkes berkerjasama dengan stakeholder terkait di lingkup Pemkab Toraja Utara untuk merencanakan dan membuat suatu program khusus dalam menekan peningkatan DBD yang ada di wilayah tersebut.
Selanjutnya, perlu dilakukan observasi dengan terjun langsung melihat lingkungan kondisi masyarakat yang terjangkit DBD, untuk kemudian diberikan solusi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.