Cuaca
Mengenal Fenomena El Nino, Kondisi Ekstrem yang Bakal Landa Indonesia Tahun Ini
Para peneliti menyebutkan, kondisi kemarau kering tahun ini terjadi karena fenomena El Nino yang diprekdiksi menyebabkan rekor panas global pecah.
Penulis: Redaksi | Editor: Muh. Irham
Pendinginan SML ini mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.
Dikutip dari buku berjudul 'Tanya Jawab: La Nina, El Nino dan Musim di Indonesia' di situs BMKG, fenomena El Nino dan La Nina itu terkait dengan posisi Indonesia di antara Benua Asia dan Australia serta Samudra Hindia dan Pasifik.
"Pertukaran massa udara serta interaksi atmosfer dan laut yang terjadi di wilayah tersebut berpengaruh terhadap iklim Indonesia," menurut buku itu.
Kedua fenomena ini terkait erat dengan interaksi atmosfer dan laut yang terjadi di Samudera Pasifik dan menjadi climate driver di Indonesia, yakni El Nino - Southern Oscillation (ENSO).
ENSO terbagi dalam dua kejadian, yaitu fase dingin (La Nina) dan fase hangat (El Nino).
"La Nina dan El Nino dapat menyebabkan musim kemarau dan musim hujan di Indonesia bersifat lebih basah atau lebih kering."(*)
| Peringatan Dini Cuaca Minggu 26 Oktober 2025, Waspada Banjir dan Tanah Longsor |
|
|---|
| Cuaca Tana Toraja Sabtu 25 Oktober 2025, Waspada Mappak Hujan Deras |
|
|---|
| Cuaca Toraja Utara Sabtu 25 Oktober 2025: Hujan Ringan Sepanjang Hari |
|
|---|
| Cuaca Tana Toraja Jumat 24 Oktober 2025: Hujan Ringan Berpotensi Turun Merata Siang Hari |
|
|---|
| Cuaca Toraja Utara Jumat 24 Oktober 2025: Hujan Ringan Merata Siang Hari |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/toraja/foto/bank/originals/Fenomena-El-Nino.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.