Opini

Semua Orang Tahu Arti Sepak Bola Bagi Makassar

Histori tentang sepak bola Indonesia, menempatkan Makassar sebagai kota besar yang dikenal dengan basis penggemar sepak bola terbesar di Indonesia.

|
Editor: Donny Yosua
IST
Eks Marketing Communication (Marcom) PSM Makassar, Anno Suparno. 

Pemerintah semakin memanjakan dunia sepak bola agar lebih maju dan berkembang.

Tidak hanya klub-klubnya yang lebih profesional tetapi mereka juga mempersiapkan infrastruktur yang layak dan pantas untuk membina dan mengembangkaan dunia sepak bola.

Pemerintah memiliki political will yang tinggi dalam menciptakan atmosfir sepak bola.

Pemerintah mereka memandang sepak bola tidak sekadar menghadirkan stadion tetapi telah masuk pada wilayah industri, sehingga faktor pendukung dalam dunia sepak bola telah tersedia dalam sebuah system.

Saya mengutip Direktur Akademi Sporting Portugal tentang membangun sepak bola sejak dini dari negara asal pemain terbaik dunia tersebut, Cristian Ronaldo.

"Mereka adalah anak muda yang bermain sepakbola. Mereka bukan hanya pesepakbola kecil. Kami tidak ingin mereka menjadi profesional di usia 14 tahun. Kami ingin mereka tetap profesional di usia 20 tahun. Atau saat mereka benar-benar matang dan siap mengemban tugas sebagai pesepakbola profesional," tegas Direktur Akademi Sporting, Virgilio Lopes, seperti dikutip dari The New York Times.

Intisari dari kutipan di atas adalah tentang kehadiran infrastruktur sepak bola.

Harus sistematis dari bawah, ketersediaan lapangan sepak bola, Sports Center, sekolah olahraga bagi anak-anak usia dini, meningkatkan SDM, stadion yang layak dan pantas, dokter kesehatan, fisik, hotel dan suasana di kawasan stadion yang memiliki nilai wisata atau nilai entertain yang tinggi.

Jika daerah ini telah memiliki infrastruktur yang memadai dan berstandar industri sepak bola maka saya yakin dari daerah ini akan tercipta brand sebagai "Kiblat Sepak Bola Asia Tenggara".

Para pencari bakat Asia, bahkan tidak dipungkiri dari Eropa akan mengejar pemain pemain yang memilih Makassar sebagai tempat untuk mengembangkan diri sebagai pesepakbola profesional.

Kehadiran Bernardo Tavarez, pelatih PSM Makassar asal Portugal dapat menjadi tempat diskusi bagi pemerintah daerah ini untuk menciptakan industri sepak bola di Makassar.

Sebab Portugal, khususnya kota Lisbon merupakan salah satu kota yang memiliki infrastruktur sepak bola terbaik di dunia.

Saya sangat yakin daerah ini akan mampu menciptakan suasana seperti di Lisbon, Argentina, Jepang dan Korea Selatan yang telah sukses membangun infrastruktur sepak bola.

Daerah kita tidak seperti daerah lain yang lebih dulu bernafsu membangun salah satu stadion megah tetapi publiknya tidak memiliki trah sepak bola.

Beda halnya dengan Sulawesi Selatan di mana sepak bola adalah bagian dari budaya sehingga bukan latah-latahan jika kita membangun infrastruktur sepak bola yang lebih modern.

Mau bukti? Setiap hasil survey pemeringkat penonton televisi dunia, maka penonton sepak bola terbanyak di Indonesia itu berasal dari Makassar, bukan Jakarta, Bandung atau kota lain tetapi Makassar.

 

Pemain PSM Makassar merayakan kemenangan atas Madura United sekaligus mengunci gelar juara Liga 1 musim 2022/2023 di Stadion Stadion Ratu Pamelingan. PSM kini mengumpulkan semua trofi turnamen yang digelar PSSI
Pemain PSM Makassar merayakan kemenangan atas Madura United sekaligus mengunci gelar juara Liga 1 musim 2022/2023 di Stadion Stadion Ratu Pamelingan. PSM kini mengumpulkan semua trofi turnamen yang digelar PSSI (PSM Makassar)

 

  • Stadion Berkelas Internasional

Sebagai daerah yang memiliki basis sepak bola maka setidaknya Sulawesi Selatan harus memiliki lima stadion.

Di Makassar sepantasnya terdapat dua stadion yakni stadion utama dan stadion mini.

Termasuk kota kota lain di Sulawesi Selatan seperti kota Parepare, Palopo dan Bulukumba.

Pemerintah cukup menghadirkan stadion mini dengan kapastitas 20 ribu penonton pada tiga kota tersebut.

Walaupun kecil, tetapi sudah harus standar internasional atau standar FIFA.

Sebab bukan tidak mungkin setiap saat stadion-stadion tersebut akan menjadi venue untuk pertandingan kelas Friendly Game atau perhelatan Liga 2 dan Liga 3.

Apalagi jika kawasan tersebut memiliki klub semi-profesional yang ikut kompetisi Liga 2 atau Liga 3.

Kita tak perlu khawatir akan kekurangan pemain-pemain bertalenta.

Sebab dengan hadirnya infrastruktur sepak bola di Makassar atau di Sulawesi Selatan maka secara otomatis atmosfer sepak bola di provinsi ini akan maju pesat.

Kelak akan ada saja pengusahaa pengusaha besar di daerah ini mendirikan sendiri klub-klub profesional.

Bukankah Sulawesi Selatan memiliki banyak pengusaha tambang?

Stau perusahaan besar sekelas PT. Vale, PT Tiran, Jhonlin Group yang ownernya berasal dari Sulawesi Selatan.

Sangat penting untuk menghadirkan stadion berkelas internasional pada satu kota, apalagi sekelas kota Makassar.

Saya sih mengusulkan kepada Walikota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, agar menuju akhir masa periodenya selayaknya menciptakan satu legacy bagi dirinya yakni stadion bertaraf internasional.

Tak ada legacy yang lebih keren dan akan menjadi cerita anak-anak masa depan Makassar kecuali menghadirkan stadion berstandar FIFA.

Lupakan program-program lainnya yang telah di-launching, segera hadirkan Stadion Ramang sebagaimana Ramdhan Pomanto mendirikan patung Ramang di Anjungan Pantai Losari.

Atau Gubenur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman segera mengenjot pembangunan kembali Stadion Mattoanging Makassar.

Masih ada waktu menuju akhir masa jabatannya pada Oktober 2023.

Minimal memunculkan desain yang telah disetujuinya hingga peletakan batu pertama.

Dengan demikian publik dapat melihat Political Will dari seorang Gubernur Andi Sudirman Sulaiman.

 

 

  • Entertainment

Masih ingat opening ceremony Piala Dunia Qatar?

Saat suara tegas artis Hollywood Morgan Freeman sembari duduk melakukan dialog dengan duta Piala Dunia 2022 Qatar, Ghanim Al Muftah.

"Bagaimana bisa begitu banyak negara, bahasa, dan budaya bersatu, jika hanya satu cara yang diterima?" kata Freeman kepada Al Muftah.

Lalu kemudian Al Muftah, remaja penyandang disabilitas yang merupakan tokoh publik terkenal di Qatar, menjawabnya disertai kutipan Al-Qur'an Surat Al-Hujurat, ayat 13.

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal," balas Al Muftah.

Sepenggal dialog singkat itu mencerminkan kemasan sepak bola modern berbau entertain di negeri para sultan Arab, tetangga negara-negara sahabat Rasulullah Muhammad SAW.

Andai tak ada temuan ladang minyak di Dukhan dan Doha, maka Qatar tidak akan mengenal sepak bola.

Sebab dari para ekspatriat Inggris dan India yang bekerja di perminyakan itulah Qatar mulai mengenal sepak bola.

Sebelumnya, masyarakat lokal hanya mengenal beragam olahraga tradisional, salah satunya balapan unta.

Tetapi kemudian, Qatar telah menjelma sebagai negara yang peduli atas hadirnya sepak bola hingga akhirnya berani menyodorkan proposal kepada FIFA sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.

Kita abaikan berapa pendapatan dari hasil Piala Dunia tersebut.

Saya ingin menuliskan bahwa mengapa negara yang hanya mengenal balap onta itu memasukan sepak bola sebagai bagian dari event wisata dan entertain mereka?

Sebab mereka telah membaca bahwa sepak bola adalah satu-satunya olahraga di dunia yang mampu menumbuhkan kepercayaan internasional pada suatu negara, suatu bangsa.

Dari sisi pendapatan, mereka telah memiliki hitung-hitungan tersendiri bagaimana sepak bola dapat meraup keuntungan dari setiap event perhelatan sepak bola.

Maka dari itu, jangan heran jika negara-negara teluk Arab ramai-ramai mengembangkan dunia sepak bola.

Para sultannya membeli klub elit di Eropa, klub-klub lokal sudah mulai mengontrak pemain bintang seperti Cristiano Ronaldo, termasuk beberapa pelatih dari Eropa dan Amerika Latin.

Intinya mereka sudah mulai membangun ekosistem sepak bola modern dan memandang pentingnya sepak bola hadir dalam setiap kehidupan dan membantu menarik wisatawan masuk ke negara tersebut.

Sesuatu yang dapat kita tarik dari sini adalah, Sulawesi Selatan atau Makassar merupakan kawasan yang memiliki semangat tinggi tentang fanatisme sepak bola.

Dari tanah ini lah cerita tentang sepak bola jauh lebih hingar ketimbang di daerah lain.

Saya pribadi menyarankan kepada pemerintah agar menjadikan momentum PSM Makassar juara Liga 1 2022/2023 untuk membangun ekosistem sepak bola modern di Sulawesi Selatan atau di kota Makassar.

Kehadiran stadion hanyalah salah satu elemen sangat penting dalam sebuah ekosistem sepak bola modern.

Banyak variabel yang perlu kita siapkan, terutama insfrastruktur sepak bola, entertain tentang sepak bola.

Kita telah memiliki elemen paling penting dalam dunia sepak bola yakni FANATISME.

(*)

 

Anno Suparno, eks Marketing Communication (Marcom) PSM Makassar.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

Opini: Ketahanan Pangan 

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved