Densus 88 Lacak Sumber Penyebaran Paham Radikal Usai Ledakan di SMAN 72 Jakarta

Densus 88 menelusuri jejak digital yang diduga menjadi sumber paparan ideologi kekerasan pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta. Polisi memetakan...

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
tribunnews
PAHAM RADIKAL - Personil Densus 88 Antiteror. Terkini, Densus 88 menelusuri jejak digital yang diduga menjadi sumber paparan ideologi kekerasan pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta. Polisi memetakan kanal penyebar paham radikal dan membuka kemungkinan pemanggilan admin situs atau media sosial terkait. 

Selain memeriksa perangkat digital milik pelaku, Densus 88 juga membuka kemungkinan memanggil pengelola situs atau akun media sosial yang dianggap menyebarkan ideologi radikal.

Sebelumnya, Densus 88 mengungkap bahwa pelaku terinspirasi oleh sejumlah figur hingga nekat melakukan aksi peledakan di SMAN 72 Jakarta.

"Ada beberapa yang menjadi inspirasi terkait figur. Kita sebutkan ada kurang lebih enam tokoh yang tercatat," kata Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri AKBP Mayndra Eka Wardhana saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (11/11).

 

Baca juga: Pemerintah Pertimbangkan Batasi Game PUBG Usai Ledakan di SMAN 72 Jakarta

 

Di antara figur tersebut adalah Eric Harris dan Dylan Klebold, pelaku penembakan Columbine High School di Colorado tahun 1999, yang dikenal menganut ideologi Neo-Nazi.

Neo-Nazi merupakan gerakan ekstrem kanan yang menghidupkan kembali ideologi Nazi Jerman dengan penekanan pada supremasi ras Arya dan kebencian terhadap kelompok minoritas.

Tokoh lain yaitu Dylan Ruff, pelaku penembakan di Gereja Charleston, South Carolina pada 2015, yang berhaluan White Supremacy.

 

Baca juga: Polisi Temukan Bahan Peledak di Rumah Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta

 

Ideologi ini meyakini keunggulan ras kulit putih atas ras lain.

Menurut Myandra, figur-figur tersebut menjadi inspirasi pelaku, yang diketahui mengikuti sebuah komunitas media sosial yang mengagungkan kekerasan.

"Dalam media sosial tersebut ketika beberapa pelaku melakukan tindakan kekerasan lalu mengunggah ke media tersebut maka komunitas tersebut mengapresiasi sebagai sesuatu yang heroik," ucapnya.

 

Baca juga: Dua Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta Masih Dirawat di ICU

 

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved