5 Alasan Daun Ubi Jalar Dijadikan Sayur Babi di Toraja   

Daun ubi jalar menjadi makanan babi karena merupakan sumber protein dan nutrisi yang berharga dengan biaya produksi yang lebih rendah. 

Editor: Imam Wahyudi
Tribun Toraja/Lilianti Ariyani Saalino
JUAL BABI - Seorang pembeli sedang memilih babi di Pasar Hewan Bolu, Toraja Utara Rabu (17/9/2025). Penjual babi di pasar hewan bolu menyediakan jasa eksekusi babi di tempat. 

-Palatabilitas

Daun ubi jalar disukai babi karena rasa manisnya, yang dapat meningkatkan asupan dan pemanfaatan pakan.

-Fleksibilitas penggunaan

Daun ini dapat diberikan kepada babi dalam bentuk segar, kering, atau difermentasi menjadi silase, yang membuatnya mudah digunakan sepanjang tahun. 

Harga Sayur Babi

Harga daun ubi jalar yang merupakan pakan utama untuk ternak babi di wilayah Makale, Kabupaten Tana Toraja, mengalami penurunan signifikan hingga Rp5 ribu per ikat. 

Di Toraja, daun ubi jalar disebut sayur babi.

Kondisi ini membuat penjualan meningkat pesat, terlihat dari ramainya pedagang dan pembeli di sepanjang Jalan Pongtiku pada Senin (10/11/2025).

Salah satu penjual sayur babi, Nardin, mengatakan harga sayur babi saat ini turun karena sedang musim panen.

“Sekarang lagi musim, panenannya juga banyak dan subur. Jadi harga turun jadi Rp5 ribu per ikat, biasanya dijual Rp8 sampai Rp10 ribu,” ujarnya saat ditemui di depan Warkop Sikamalik, Jalan Pongtiku, Makale.

Ia menambahkan, pembeli kini bisa mendapatkan empat ikat sayur babi seharga Rp20 ribu. 

Nardin membuka lapaknya sejak pukul 05.00 WITA, membawa sekitar 700 ikat sayur yang berasal dari Dandang, Kecamatan Sabbang, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Harga sayur babi ini sebelumnya sempat melonjak hingga Rp25 ribu per tiga ikat akibat berkurangnya hasil panen dari wilayah Luwu Utara pada beberapa bulan lalu akibat cuaca buruk. 

"Waktu itu sempat naik sampai Rp25 ribu per tiga ikat, karena dari Luwu Utara lagi kurang panen. Sekarang sudah banyak hasilnya, jadi harganya ikut turun,” jelasnya.

Namun kini, dengan melimpahnya hasil panen, harga kembali stabil dan bahkan turun lebih rendah dari biasanya.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved