Uang Palsu UIN Alauddin

Annar Sampetoding Drop Usai Ditetapkan Sebagai Tersangka Kasus Uang Palsu, Penyakit Jantung Kambuh

Editor: Apriani Landa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Annar Salahuddin Sampetoding

Namun, pihaknya optimis ASS akan kooperatif dalam proses hukum.

"Untuk saat ini, kami belum ada kekhawatiran terkait barang bukti, karena penyidik yakin bukti yang ada sudah lengkap. Yang bersangkutan juga datang memberikan keterangan, jadi kami yakin dia akan kooperatif," tambahnya.

Sebelumnya, pada Kamis (26/12/2024) sekira pukul 19.00 Wita, Annar memenuhi panggilan pemeriksaan penyidik Satreskrim Polres Gowa. 

Dia datang bersama penasehat hukumnya. 

Pemeriksaan dilakukan secara maraton hingga sekira pukul 04.00 WITA, Jumat (27/12/2024), lalu istirahat.

"12 jam kemudian dilakukanlah gelar perkara. Dan tadi naikkan statusnya sebagai tersangka," jelas Reonald, Sabtu (28/12/2024).

Untuk peran Annar dalam perkara pabrik dan peredaran uang palsu ini, rencananya akan disampaikan saat rilis Kapolda Sulsel pada Senin (30/12/2024) nanti.

Annar menjadi tersangka ke-18 dalam kasus sindikat uang palsu UIN Alauddin Makasar ini.

Rumah Annar Jadi Pabrik Awal Uang Palsu

Nama Annar Sampetoding (ASS) mencuat dalam kasus peredaran uang palsu yang diproduksi di dalam kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Jl HM Yasin Limpo, Kelurahan Romangpolong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Sosok Annar disebut memiliki peran sentral dalam kasus peredaran uang palsu. 

Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono mengatakan sebelum mesin pencetak uang palsu di Kampus UIN ditemukan, polisi lebih dahulu mendatangi rumah di Jl Sunu 3, Kota Makassar yang merupakan milik ASS.

"Kalau kita lihat dari TKP buat cetak uang palsu, jadi di rumah saudara ASS di Jl Sunu, Kota Makassar. Kemudian juga ada di Jl Yasin Limpo (UINAM), Gowa," kata Irjen Pol Yudhiawan saat rilis pengungkapan sindikat uang palsu di Mapolres Gowa Jl Syamsuddin Tunru, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulsel, Kamis (19/12/2024) siang.

Awalnya, produksi uang palsu tersebut berlangsung di rumah ASS di Jl Sunu 3, Kota Makassar. 

Namun, karena jumlah uang yang akan dicetak membutuhkan mesin dengan kapasitas lebih besar, akhirnya dipindahkan ke UIN.

Halaman
123