Hal itu membuat hatinya teriris hingga meneteskan air mata.
"Dengan mudah saya memasuki kompleks pemakaman karena pintu pagar tidak terkunci. Tetapi begitu menginjakkan kaki di kompleks itu hati saya sangat tercekat dan tanpa terasa air mata saya mengalir," ujarnya.
"Bagaimana tidak, kondisi kuburan para martir yang menghadirkan Injil mula-mula di Toraja ini ini berada dalam kondisi yang tidak terurus," lanjut Venty.
Baca juga: Ketika Remaja Papua Bawa Replika Tombak dan Panah di Tengah Perayaan 110 Tahun Injil Masuk Toraja
Ia menyesalkan area sekitar makam yang dijadikan lahan perkebunan serta kotoran ternak memenuhi kawasan kompleks pemakaman.
"Sekitar makam dipenuhi tanaman makanan ternak, batu kerikil yang terhampar disekitar serta dipenuhi kotoran binatang," tuturnya.
Baca juga: Danny Pomanto Hadiri Perayaan 110 Tahun Injil Masuk Toraja, Klasis Makassar Hadirkan Gandrang Bulo
Pemandangan ini menurutnya sangat bertentangan dengan hiruk pikuk perayaan IMT ke 110 yang berlangsung hanya beberapa ratus meter dari kompleks makam.
"Sebuah ironi? I am speechless (Tak bisa berkata apa-apa)," imbuhnya.
(*)