Injil Masuk Toraja

Perayaan 110 Tahun IMT Sukses, Warga: Makam Sang Pembawa Injil ke Toraja Malah Tak Terurus

Penulis: Ricdwan Abbas
Editor: Donny Yosua
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Makam sang pembawa Injil ke Toraja, Antonie Aris Van De Loodstrecht dan para zendeling di Rantepao, Toraja Utara, Minggu (19/3/2023).

TRIBUNTORAJA.COM, RANTEPAO - Perayaan 110 Tahun Injil Masuk Toraja (IMT) yang berlangsung selama sepuluh hari mulai 9-18 Maret 2023, telah selesai digelar.

Acara yang diadakan 10 tahun sekali itu pertama kali digelar pada 2013 lalu dengan nama 100 Tahun Injil Masuk Toraja.

Meski terbilang sukses, peringatan 110 Tahun IMT menyisakan kesan negatif dan menuai kritikan warga.

 

 

Venti Bitticaca, salah satu warga asal Toraja mengaku kecewa.

Venty menilai, 110 Tahun IMT seharusnya menjadi momen peringatan asal muasal atau sejarah masuknya Injil di Toraja pada masa silam.

Namun, hal itu kontradiktif dengan kondisi makam para martir pembawa Injil ke Toraja yang terkesan tidak terurus.

 

Baca juga: Momen Bupati Toraja Utara Tertidur Saat Ibadah Penutupan 110 Tahun IMT

 

Ia menceritakan, seusai perayaan puncak 110 Tahun IMT di halaman kantor Badan Pekerja Sinode (BPS), Rantepao, Sabtu (18/3/2023) siang, dirinya menyempatkan berziarah di kompleks pemakaman Antonie Aris Van De Loodstrecht dan para zendeling di Karassik, Rantepao, Toraja Utara.

"Ini adalah kunjungan saya yang pertama kalinya ke pemakaman Antonie Aris Van De Loodstrecht dan para zendeling di Karassik, Rantepao," ujarnya saat ditemui Tribun Toraja, minggu (19/3/2023).

Ia mengungkapkan, setibanya di pintu masuk, ia menyaksikan ironi karena kondisi makam yang tidak terawat.

 

Baca juga: Parade Syukur Peringatan 110 Tahun IMT: Peserta Bawa Ternak, Durian, Padi, dan Hasil Bumi Lainnya

 

Hal itu membuat hatinya teriris hingga meneteskan air mata.

"Dengan mudah saya memasuki kompleks pemakaman karena pintu pagar tidak terkunci. Tetapi begitu menginjakkan kaki di kompleks itu hati saya sangat tercekat dan tanpa terasa air mata saya mengalir," ujarnya.

"Bagaimana tidak, kondisi kuburan para martir yang menghadirkan Injil mula-mula di Toraja ini ini berada dalam kondisi yang tidak terurus," lanjut Venty.

 

Baca juga: Ketika Remaja Papua Bawa Replika Tombak dan Panah di Tengah Perayaan 110 Tahun Injil Masuk Toraja

 

Ia menyesalkan area sekitar makam yang dijadikan lahan perkebunan serta kotoran ternak memenuhi kawasan kompleks pemakaman.

"Sekitar makam dipenuhi tanaman makanan ternak, batu kerikil yang terhampar disekitar serta dipenuhi kotoran binatang," tuturnya.

 

Baca juga: Danny Pomanto Hadiri Perayaan 110 Tahun Injil Masuk Toraja, Klasis Makassar Hadirkan Gandrang Bulo

 

Pemandangan ini menurutnya sangat bertentangan dengan hiruk pikuk perayaan IMT ke 110 yang berlangsung hanya beberapa ratus meter dari kompleks makam.

"Sebuah ironi? I am speechless (Tak bisa berkata apa-apa)," imbuhnya.

(*)