Viral TNI Masuk Kampus, Mendikti Saintek: Perguruan Tinggi Tempat Terbuka

Terkait kekhawatiran bahwa kehadiran TNI bisa mengancam kebebasan akademik, terutama di tengah ramainya unjuk rasa mahasiswa menolak revisi UU TNI...

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
Sekretariat Presiden
MENDIKTI SAINTEK-Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Prof Brian Yuliarto usai dilantik Presiden Prabowo Subianto pada Rabu (19/2/2025). Brian menegaskan kampus pada dasarnya merupakan ruang terbuka untuk kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk TNI. 

Terkait kekhawatiran bahwa kehadiran TNI bisa mengancam kebebasan akademik, terutama di tengah ramainya unjuk rasa mahasiswa menolak revisi UU TNI, Brian menegaskan bahwa kerja sama dengan militer murni dalam konteks akademik.

"Sebenarnya dapat kami sampaikan beberapa kerja sama, sekali lagi dalam konteks akademik dan riset. Secara luas, setiap universitas tidak sedikit yang sudah melakukan kerja sama dengan berbagai mitra, tidak hanya dengan TNI," ucapnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa kebutuhan pengembangan teknologi di daerah-daerah perbatasan sering kali memerlukan kolaborasi dengan unsur militer.

 

Baca juga: Ribuan Tentara Masih Duduki Jabatan Sipil, DPR Minta Panglima TNI Bersikap

 

"Banyak sekali kebutuhan untuk pertahanan kita di daerah terluar yang membutuhkan terobosan-terobosan teknologi. Jadi kami melihatnya dalam konteks itu. Bahwa kemudian ada hal-hal lain, itu di luar konteks kami sebagai Kementerian Pendidikan Tinggi," katanya.

Sebelumnya, kekhawatiran soal potensi dominasi militer di kampus disuarakan oleh praktisi pendidikan Darmaningtyas.

Ia menilai keterlibatan militer, termasuk melalui program bela negara, dapat mengikis daya kritis sivitas akademika.

 

Baca juga: UU TNI Disahkan, Tentara Bisa Duduki Jabatan di 14 Kementerian, Masa Pensiun Diperpanjang

 

”Saya khawatir kalau TNI masuk ke dalam kampus, termasuk melalui program bela negara, hal itu akan menumpulkan daya kritis sivitas akademika. Kampus-kampus perguruan tinggi negeri jangan mundur ke belakang pada masa Orde Baru yang tak mempunyai daya kritis lagi,” ujarnya dikutip dari Kompas.id, Minggu (20/4/2025).

Menurut Darmaningtyas, pada masa Orde Baru, keberadaan mata kuliah Kewiraan yang diampu oleh perwira TNI meninggalkan kesan militeristik yang membatasi ruang berpikir mahasiswa.

Ia berharap model seperti itu tidak kembali diterapkan di era reformasi.

(*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved