Uang Palsu UIN Alauddin

Annar Salahuddin Sampetoding Resmi Jadi Tersangka Kasus Uang Palsu di UIN Alauddin

Annar ditetapkan sebagai tersangka setelah penyidik Polres Gowa memeriksanya sejak Kamis

|
Editor: Imam Wahyudi
ist
Annar Salahuddin Sampetoding 

TRIBUNTORAJA.COM - Penyidik Polres Gowa menetapkan pengusaha asal Toraja, Annar Salahuddin Sampetoding (ASS), sebagai tersangka sindikat uang palsu yang bermarkas di Perpustakaan Kampus UIN Alauddin Makassar. 

Annar ditetapkan sebagai tersangka setelah penyidik Polres Gowa memeriksanya sejak Kamis (26/12/24) malam.

Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak membenarkan hal tersebut.

"Stasusnya sudah tersangka," kata Reonald, Sabtu (28/12/2024).

Meski demikian, lanjutnya, pengumuman tersangka ASS akan dirilis langsung oleh Kapolda Sulsel pada Senin (30/12/24).

Menyerahkan Diri

Diberitakan sebelumnya, Annar Salahuddin Sampetoding (ASS), menyerahkan diri ke Polres Gowa setelah dua kali mangkir dari panggilan polisi.

Annar mendatangi Polres Gowa sekitar pukul 19.00 Wita, Kamis (26/12/24).

Annar datang ke Polres Gowa didampingi dua pengacaranya.

Dia disebut-sebut sebagai otak dari sindikat pabrik uang palsu di kampus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM).

Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono mengatakan sebelum mesin pencetak uang palsu di Kampus UINAM ditemukan, polisi lebih dahulu mendatangi rumah di Jl Sunu 3, Kota Makassar

Rumah tersebut milik Annar.

"Kalau kita lihat dari TKP buat cetak uang palsu, jadi di rumah saudara Annar di Jl Sunu, Kota Makassar. Kemudian juga ada di Jl Yasin Limpo (UINAM), Gowa," kata Irjen Pol Yudhiawan saat rilis pengungkapan sindikat uang palsu di Mapolres Gowa Jl Syamsuddin Tunru, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulsel, Kamis (19/12/24) siang.

Lebih lanjut dijelaskan Yudhi, mulanya produksi uang palsu tersebut berlangsung di rumah Annar di Jl Sunu 3, Kota Makassar

Namun, karena jumlah uang yang akan dicetak membutuhkan mesin dengan kapasitas lebih besar, akhirnya dipindahkan ke UIN.

"Awal pertama ditemukan di Jl Sunu Makassar, karena sudah mulai membutuhkan jumlah yang lebih besar maka mereka membutuhkan alat yang lebih besar. Jadi, tadinya menggunakan alat kecil," sebutnya.

Alat yang ditemukan dalam Perpustakaan UIN Alauddin, kata Yudhi dibeli seharga Rp600 juta.

Mesin cetak uang palsu yang diperkirakan berbobot dua ton itu, didatangkan langsung dari China lewat Surabaya.

"Alat besar itu senilai Rp600 juta dibeli di Surabaya namun dipesan dari Cina. Alat itu dimasukkan salah satu tersangka inisial AI ke dalam salah satu kampus di Gowa," bebernya.

Lebih lanjut Yudhi memaparkan, dalam kasus itu, ada tiga sosok yang mempunyai peran sentral.

Salah satunya, Annar.

"Jadi mereka di belakang 17 orang ini, perannya berbeda, tapi peran sentranya ada dari saudara AI kemudian juga saudara S, ada juga saudara ASS (Annar), ada juga yang DPO," jelas Yudhi.

Ia pun berjanji segera menangkap tiga DPO yang berlum terciduk tersebut.

"DPO ini akan kita tangkap juga dan akan tuntas nanti kita periksa," tegasnya.(sayyid)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved