Uang Palsu UIN Alauddin

Andi Ibrahim Merencakan Buat Uang Palsu Sejak 2010, Libatkan Pengusaha Toraja?

Pada Oktober 2022, mesin cetak uang palsu dan pemesan kertas untuk uang palsu dimulai.

|
Editor: Apriani Landa
Tribun Timur/Diwan
Para tesangka kasus uang palsu jaringan UIN Alauddin Makassar dihadirkan dalam jumpa pers oleh Polda Sulsel dan Polres Gowa, Kamis (19/12/2024). 

TRIBUNTORAJA.COM - Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono, mengungkapkan bahwa otak dari otak pencetakan dan peredaran uang palsu jaringan UIN Alauddin Makassar ini adlaah Andi Ibrahim.

Andi Ibrahim adalah dosen UIN Alauddin dengan gelar doktor. Ia juga dipercaya sebagai Kepala UPT Perpustakaan Syech Yusuf yang ada di kampus II UIN Alauddin Makassar di Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.

Di sinilah Andi Ibrahim dan kroninya mendirikan "pabrik" uang palsu yang berhasil digrebek polisi.

Irjen Yudhi mengatakan, Andi Ibrahim dan team-nya sudah lama merencanakan pembuatan uang palsu ini.

Dalam kasus ini, peran Andi Ibrahim cukup besar. 

Disebutkan, rencana pembuatan uang palsu ini dimulai sejak Juni 2010 lalu, 14 tahun lalu.

"Sampai dengan Juni 2022 kembali lagi untuk merencanakan, kemudian Juli 2022 merencanakan lagi pembuatan dan mempelajari lagi. Jadi kalau dilihat dari sekarang, perencanaan pembuatan ini dimulai dari 2022. Kalau 2010 ini masih tahap pengenalan," kaat IrjenPol Yudhiawan saat menggelar konfrensi pers di Markas Polres Gowa, Jl Syamsuddin Tompo, Sungguminasa, Kamis (19/12/2024). 

Pada Oktober 2022, mesin cetak uang palsu dan pemesan kertas untuk uang palsu dimulai.

Produksi uang palsu baru dimulai pada tahun 2024 ini dengan komunikasi dilakukan para tersangka lewat grup WhatsApp (WA).

"Kemudian 2024 kemarin, bulan Mei, sudah mulai produksi, kemudian sekitar Juni ini sudah ketemu di antara mereka dan juga ada saling bekerja sama di antara mereka juga bagaimana nanti proses pembuatan dan diviralkan melalui grup WA. Jadi ditawar-tawarkan di grup," kata  Yudhiawan.

Hari berganti. Pada September 2024 lalu, atas bantuan pengusaha ASS, Andi Ibrahim dan Syahruna mendatangkan mesin berkapasitas besar dari China senilai Rp 600 juta.

Mereka juga memesan kertas khusus untuk cetak uang dari China. Sedangkan tinta dan peralatan lainnya dibeli melalui aplikasi online.

Diduga ASS adalah Annar Salahuddin Sampetoding. Ia merupakan pengusaha berdarah Toraja.

Yudhiawan mengatakan, mesin tersebut sengaja didatangkan melalui Surabaya ke Makassar, untuk memperbesar jumlah uang palsu yang diproduksi. 

Produksi uang palsu yang awalnya dibuat di kediaman pengusaha ASS di Jl Sunu 3, Makassar, dipindahkan ke kampus UIN Alauddin atas izin dari Andi Ibrahim.

Mesin tersebut dimasukkan ke dalam kampus UIN Alauddin pada malam hari. 

Kepada petugas kampus, Andi Ibrahim mengatakan, mesin itu akan digunakan untuk mencetak buku di perpustakaan. 

"Sekitar bulan September 2024, ini berkomunikasi dengan AI untuk mengangkut peralatan untuk kemudian mulai membuat uang palsu di TKP 2 (dalam kampus UIN)," tuturnya.

"Minggu kedua November 2024 ini sudah mulai peredaran uang palsu senilai Rp150 juta, nilai nominal di situ. Kemudian ada juga menyerahkan uang palsu Rp 250 juta," papar Yudhiawan.

Ingin Maju Pilkada 2024

Irjen Yudhi menambahkan, Andi Ibrahim berniat maju di Pilkada Barru 2024.

Ia mulai mencetak uang palsu setelah Pilpres 2024 dan sebelum Pilkada Serentak 2024, yakni pada bulan September 2024 lalu.

Sementara Pilkada Serentak 2024 digelar pada 27 November 2024.

Yudhi mengatakan, Andi Ibrahim ingin maju di Pilkada Barru dengan mengandalkan uang palsu yang ia produksi.

"Jadi tersangka (Andi Ibrahim) mengajukan proposal pendanaan Pilkada di Barru tapi Alhamdulillah tidak jadi," ungkap Yudhiawan.

Yudhi mengutarakan hal tersebut, sambil menunjukkan proposal Andi Ibrahim. Proposal itu, bergambar Andi Ibrahim mengenakan jas tutup dan songkok recca.

Batalnya Andi Ibrahim maju pada Pilkada 2024 itu, kata Yudhi, karena tidak ada partai yang meliriknya.

Pilkada Barru diikuti tiga pasangan calon. Masing-masing Andi Ina Kartika-Abustan, drg Ulfa Nurulhuda-Muassir Hasri Gani, serta pasangan Muhammad Aras-Aska Mappe. 

"Jadi dana ini uang yang dicetak akan dipakai untuk itu, tapi tidak jadi, tidak ada partai yang ingin mengusungnya," terang Yudhi.

"Walaupun nanti disebarkan dengan uang palsu supaya bisa memilih yang bersangkutan, ternyata karena uang palsu jadi tidak jadi," sambungnya.

(/Tribun Timur/Emba)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Pembuat Uang Palsu di UIN Alauddin Niat Maju Pilkada

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved