Banjir Bandang Sumbar
Rumahnya Tinggal Pondasi, Ustad Syaukani, Istri dan Anaknya Ditemukan Tewas Tersapu Banjir Bandang
Tak ada yang menyadari jika aliran lahar dingin malam itu menyapu rumah Syaukani bersama semua anggota keluarganya.
Sastra bersaksi Syaukani Sani merupakan orang yang sangat baik dan banyak berbuat untuk kampung halamannya.
"Terakhir saya bertemu Syaukani pada salat Jumat, ia jadi khatib salat waktu itu," terangnya.
Menurut Sastra, selama berbaur di tengah masyarakat Syaukani merupakan warga yang ramah dan santun. Sebagai guru dan ustaz, Syaukani menjadi panutan bagi masyarakat setempat.
"Padahal, biasanya setiap Senin, Syaukani selalu memberi pengajian di pasar Aur Kuning. Tapi jelang hari rutinitasnya itu, ia sudah tiada," ujar Sastra.
Musibah banjir lahar dingin di Sumatera Barat yang terjadi pada Sabtu (11/5/24) malam itu telah menewaskan puluhan orang.
Hingga Selasa ini tercatat total 50 orang meninggal, 27 orang hilang, 37 orang luka-luka, dan 3.396 jiwa mengungsi akibat bencana di berbagai wilayah Sumatera Barat.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, dalam keterangan tertulisnya menyampaikan bahwa data korban masih bisa berubah.
Ia menekankan pentingnya percepatan pencarian korban yang masih hilang dengan menggunakan alat berat dalam waktu 72 jam (golden time).
"Upaya pencarian akan terus dilakukan sampai ketemu, terutama jika ada permintaan dari keluarga korban," ujar Suharyanto.(tribun network/pnj/git/fik/dod)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.