JPPI Ungkap 5.360 Anak Keracunan Makanan Program MBG

JPPI mendesak Presiden Prabowo untuk menghentikan sementara program ini dan melakukan evaluasi menyeluruh.

Editor: Imam Wahyudi
Tribun Toraja/Freedy Samuel Tuerah
MAKAN BERGIZI GRATIS - Siswa SDN 3 Makale Tana Toraja sedang menikmati makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), Senin (17/2/2025). Beberapa siswa mengeluhkan soal daging ayam yang keras. 

TRIBUNTORAJA.COM - Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mengungkap data mengejutkan terkait kasus keracunan makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang merupakan program unggulan Presiden Prabowo Subianto.

Sejak diluncurkan awal 2025, tercatat sedikitnya 5.360 anak menjadi korban keracunan, bahkan jumlahnya diduga lebih besar karena sebagian kasus ditutupi.

“Kasus keracunan akibat makanan dari program MBG terus berulang. Dalam pemantauan kami, 5.360 anak mengalami keracunan. Jumlah ini bahkan bisa lebih seiring kasus yang terus terjadi dan sebagian ditutupi,” kata Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji, dari Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (18/9/2025).

JPPI mendesak Presiden Prabowo untuk menghentikan sementara program ini dan melakukan evaluasi menyeluruh.

“Kami tidak tega melihat anak-anak harus dilarikan ke rumah sakit, berjuang dengan selang infus di tangan mungil mereka, bahkan ada yang nyawanya hampir melayang,” ujarnya.

Kasus terbaru terjadi di Kabupaten Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah.

Dari 251 siswa yang terdampak, sebanyak 78 anak harus menjalani rawat inap.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyebut insiden ini diduga dipicu oleh pasokan ikan cakalang dari pemasok baru.

“Menurut info sementara, terjadi pergantian supplier ikan cakalang yang kemudian menimbulkan alergi pada sebagian penerima manfaat. Kami akan minta agar pergantian supplier dilakukan secara bertahap,” ujarnya.

Pemerintah melalui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menyampaikan permintaan maaf atas kasus berulang ini.

Ia menegaskan bahwa pemerintah sudah berkoordinasi dengan BGN dan pemerintah daerah untuk memastikan penanganan cepat bagi korban.

“Kami memohon maaf karena kasus ini kembali terjadi. Pemerintah akan mengevaluasi dan melakukan mitigasi perbaikan agar tidak terulang,” kata Prasetyo di Istana Negara, Jakarta, Jumat (19/9/2025).

Meski begitu, Prasetyo menegaskan sanksi terhadap penyedia pangan penyelenggara gizi (SPPG) harus tetap proporsional.

“Sanksi tentu diberikan jika ada kelalaian, tetapi jangan sampai mengganggu operasional program MBG,” ujarnya.

Program MBG sendiri merupakan proyek raksasa dengan alokasi Rp71 triliun dalam APBN 2025, dan meningkat tajam menjadi Rp335 triliun dalam RAPBN 2026, dengan target menjangkau hampir 83 juta penerima manfaat.

Pemerintah menyebutnya sebagai investasi gizi nasional, namun gelombang kritik publik mulai muncul, terutama terkait efektivitas dan lemahnya pengawasan.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 5.360 Anak Keracunan MBG, Program Unggulan Prabowo—Istana Akui Kelalaian: Kami Minta Maaf 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved