2 Kejadian Miris Akibat Jalan di Simbuang Tana Toraja Sulsel Dibiarkan Tertutup Longsor

Akibat longsor ini, akses jalan belum bisa dilalui kendaraan roda 4. Motor pun harus berjuang untuk bisa melewati material longsor.

|
Penulis: Freedy Samuel Tuerah | Editor: Apriani Landa
zoom-inlihat foto 2 Kejadian Miris Akibat Jalan di Simbuang Tana Toraja Sulsel Dibiarkan Tertutup Longsor
ist
Seorang ibu terpaksa melahirkan di tepi jalan di Simbuang, Tana Toraja, Sulsel, Sabtu (11/5/2024).

TRIBUNTORAJA.COM, Makale - Jalan di Lembang Makkodo, Kecamatan Simbuang, masi tertutup longsor hingga saat ini.

Padahal, material longsor itu sudah menutupi akses jalan sejak sebulan lalu.

Belum ada tanda-tanda material akan dibersihkan.

Akibat longsor ini, akses jalan belum bisa dilalui kendaraan roda 4. Motor pun harus berjuang untuk bisa melewati material longsor.

Padahal, ini merupakan jalan Provinsi yang menghubungkan Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar).

Kondisi ini memberikan dampak bagi masyarakat Simbuang, khususnya saat berobat. Dalam sebulan terakhir ini, ada ada dua tragedi yang terjadi akibat akses jalan yang dibiarkan tertutup longsor.

Melahirkan di Pinggir Jalan

Seorang ibu berinisial MA, warga Lembang Puangbembe Mesakada, Kecamatan Simbuang, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, terpaksa melahirkan di jalan.

Peristiwa memilukan ini terjadi di Lembang Makkodo, Kecamatan Simbuang, Sabtu (11/5/2024).

Mirisnya lagi, bayi yang dilahirkan meninggal dunia.

Kejadian tersebut bermula saat MA akan melahirkan di Puskesmas Lekke', Kecamatan Simbuang, karena waktu melahirkan sudah dekat.

Namun, karena fasilitas dan kondisi yang tidak memadai di puskesmas, maka sang pasien tersebut dirujuk ke salah satu rumah sakit di Makale.

Saat di perjalanan, mobil yang ditumpangi pasien harus terhenti karena akses jalan masih tertutup longsor di Lembang Makkodo.

Longsor yang terjadi sekitar sebulan lalu itu belum juga dibersihkan sehingga tidak bisa dilalui kendaraan roda 4.

Tak habis akal, keluarga lalu mencari kendaraan roda dua untuk membawa pasien menuju Makale.

Belum lama dalam perjalanan, rombongan harus menepi lagi karena MA sudah tak bisa menahan rasa sakit dan mengalami pendarahan cukup serius.

Tak peduli dibawa terik matahari dan beralaskan kerikil di jalan, dibantu tenaga medis dari puskesmas yang mendampinginya, ia sekuat tenaga melahirkan seorang bayi dengan harapan besar bahwa bayi itu lahir dengan selamat dan sehat.

Sayangnya, harapan itu sirna.

Bayi yang dikandungnya selama sembilan bulan meninggal dunia.

Sang ibu dan keluarga hanya bisa pasrah merelakan kepergian bayi kesayangannya karena tak sempat tertolong.

MA lalu dibawa kembali ke Puskesmas Lekke' untuk menjalani perawatan medis.

Daniel Maraya, salah satu keluarga yang berada di lokasi, merasa sangat terpukul atas kejadian yang menimpa kerabatnya itu.

"Saat digotong oleh masyarakat kembali ke puskemas, saya menangis melihat perjuangan ibu ini," katanya.

"Andai jalan mulus, mungkin ini tidak terjadi. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi," ucapnya, Minggu (12/5/2024).

Pasien Digotong 8 Km

Sebelumnya, Jumat (19/4/2024) lalu, seorang warga Simbuang ditandu berkilo-kilo meter akibat akses jalan yang tidak bisa dilalui ambulance karena masih tertutup longsor.

Warga berinisial MR (69) terpaksa ditandu warga sejauh 8 km agar menjangkau akses yang bisa dilalui kendaraan untuk kemudian membawanya ke RSUD Lakipadada, Makale, Tana Toraja.

MR menderita suatu penyakit yang membuatnya harus mendapat perawatan medis di rumah sakit.

Jarak dari Kecamatan Simbuang menuju ke RS Lakipada Kota Makale sejauh 80 kilometer atau dapat ditempuh kendaraan selama 3 jam.

Warga Simbuang, Tana Toraja, melewati jalan yang tertutup longsor sambil membawa kerabatnya yang sakit dengan cara ditandu.
Warga Simbuang, Tana Toraja, melewati jalan yang tertutup longsor sambil membawa kerabatnya yang sakit dengan cara ditandu. (ist)

Nampak belasan warga bergotong royong, silih berganti mengangkat tandu tersebut.

Bahkan mereka membawa air minum dan makanan untuk bekal mereka saat menandu.

Mereka menggunakan alas kaki seadanya, bahkan ada juga yang tidak menggunakan alas kaki.

Ada juga warga yang membawa alat seadanya seperti cangkul dan skop dan parang untuk membuka akses jalan yang susah untuk dilewati.

Reaksi Pemuda Simbuang

Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Simbuang-Mappak (IPPEMSI) Makassar mendesak Pemerintah Provinsi Sulsel untuk bertindak menyelesaikan persoalan akses jalan yang dibiarkan tertutup longsor itu.

Bahkan, mereka mengutuk keras Pemerintah Provinsi Sulsel yang terus acuh terhadap persoalan masyarakatnya.

"Kami sudah berulang kali ingatkan Pemrov Sulsel untuk segera menindaklanjuti longsor dan beberapa persoalan di Simbuang-Mappak, namun sampai berita ini beredar, tak ada itikad baik yang ditunjukkan pemerintah," Ucap Robertus, koordinator Sosial IPPEMSI Makassar.

Lanjut Robertus, Pemprov Sulsel harus bertanggungjawab atas apa yang terjadi pada warga Simbuang.

Menurutnya, jika pemprov cepat menanggapi longsor tersebut, kemungkinan besar kejadian naas di atas tidak akan terjadi.

"Kami akan terus tagih dan kejar pertanggungjawaban Pemrov, terutama PJ Gubernur Sulawesi Selatan," tutup Robertus.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved