Ledakan di Morowali

Cerita Sahabat Sulfikar Basir, Warga Enrekang Korban Ledakan Tungku Smelter di Morowali

pria yang juga karyawan PT ITSS Morowali itu, menceritakan, dia dan Sulfikar Basir bersamaan berangkat kerja.

Editor: Imam Wahyudi
ist
Sulfikar Basir, Warga Enrekang Korban Ledakan Tungku Smelter PT ITSS Morowali 

Dilansir dari Tribun Palu, Media Relations Head PT IMIP, Dedy Kurniawan, menjelaskan kronologi ledakan tungku smelter tersebut.

Menurut Dedy, tungku smelter 41 yang terbakar awalnya ditutup untuk operasi pemeliharaan.

Saat tungku tersebut sedang tidak beroperasi dan dalam proses perbaikan, terdapat sisa slag atau terak dalam tungku yang keluar, lalu bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar di lokasi.

Dinding tungku lalu runtuh dan sisa terak besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran.

"Hasil identifikasi penyebab kecelakaan ini sekaligus menegaskan bahwa tidak ada tabung oksigen yang meledak seperti diinformasikan sebelumnya," kata Dedy.

Korban jiwa dalam Ledakan Tungku Smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah, sebanyak 13 orang.

Terdiri dari sembilan tenaga kerja Indonesia dan empat pekerja asal China.

"Sebelumnya kami menyampaikan korban WNI tujuh orang dan WNA enam orang. Namun setelah pendataan ternyata ada perubahan di angka itu," kata Dedy Kurniawan melalui rilis terulisnya, Minggu (24/12/2023) malam.

Untuk korban luka sebanyak 46 korban disebabkan karena terkena uap panas.

Ada 29 korban luka dirujuk ke RSUD Morowali, 12 orang menjalani observasi oleh Klinik IMIP, dan lima orang rawat jalan.

Satu dari 13 korban jiwa adalah warga Sangalla, Kabupaten Tana Toraja, atas nama Mesak. 

Mesak adalah alumni SMAN 1 Makale angkatan 2013.(erlan)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved