Masuki Puncak Musim Kemarau, Ini Daftar Wilayah yang Berpotensi Kekeringan Menurut BNPB

Aam mengimbau kepada masyarakat untuk mengurangi frekuensi bahkan menghilangkan kebiasaan membuka lahan dengan cara dibakar.

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
AFP via Kompas.com
ILUSTRASI - Seorang pekerja menghilangkan dahaganya dengan air botol istirahat dari membersihkan rumput pembohong dari taman dekat India di tengah suhu naik akibat gelombang panas di New Delhi pada 27 Mei 2020. 

TRIBUNTORAJA.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah melakukan prediksi terhadap sejumlah wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan hingga akhir Agustus 2023.

Informasi ini diungkapkan oleh Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.

Aam, panggilan akrab untuk Abdul Muhari, menjelaskan bahwa fenomena kekeringan yang sedang terjadi disebabkan oleh fakta bahwa Indonesia sedang memasuki musim kemarau.

 

 

“BNPB sudah bisa mengatakan kita ada masuk pada fase puncak musim kemarau,” ujarnya, Selasa (22/8/2023).

Dari potensi kekeringan tersebut, diperkirakan akan lebih sering terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah wilayah Indonesia.

“Rata-rata memang sudah dominan hidrometrologi kering karena itulah sudah sangat dominan seperti minggu-minggu sebelumnya,” tuturnya.

 

Baca juga: Waspada Kulit Kering dan Gelap saat Musim Kemarau, Begini Cara Mengatasinya

 

“Untuk Kalimantan dan Sumatera biasa kita bicara karhutla gambut, kalau di Jawa itu karhutla di dekat pemukiman,” ungkap Abdul Muhari.

Katanya, karhutla di Jawa sering kali terjadi karena pembakaran sampah oleh masyarakat yang kemudian merembet mendekati pemukiman.

Aam menjelaskan, hampir seluruh wilayah Indonesia berpotensi mengalami kekeringan dari Senin (21/8) sampai Rabu (30/8) pekan depan atau dasarian ketiga Agustus 2023.

 

Baca juga: Berikut Tips Mencegah Kebakaran yang Rawan Terjadi saat Musim Kemarau

 

Diprediksi, kekeringan tersebut memiliki curah hujan di bawah normal dan berkategori rendah (kurang dari 50 mm/dasarian).

“Potensi cuaca keringnya ini yang kita harus waspadai,” jelasnya.

Aam mengimbau kepada masyarakat untuk mengurangi frekuensi bahkan menghilangkan kebiasaan membuka lahan dengan cara dibakar.

 

Baca juga: BMKG: Puncak Kemarau Kering di Indonesia Bakal Bertahap pada Agustus - Desember 2023

 

“Memang ada pada kondisi-kondisi tertentu terkait dengan lahan adat dan lain-lain yang memang menjadi kebutuhan untuk membuka lahan dengan cara dibakar,” ungkapnya.

“Tapi pada kondisi seperti ini dengan melihat kemungkinan tingginya potensi risiko yang ada ini (karhutla), sebaiknya dihentikan dulu,” imbuh dia, dikutip dari Kompas.com.

Terlebih pada saat ini, tiupan angin yang cukup kencang membuat api lebih cepat menyebar.

 

Baca juga: PDAM Tana Toraja Lakukan Distribusi Air Bergilir, Buntut Kemarau dan Pipa Rusak

 

Wilayah yang Berpotensi Alami Kekeringan

  • Sumatera bagian tengah dan selatan
  • Jawa
  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Timur
  • Sebagian besar Sulawesi
  • Sebagian Maluku
  • Maluku Utara
  • Sebagian Papua Barat
  • Papua bagian tengah dan selatan

(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved